Kusnatul masih syok mengingat peristiwa memilukan itu. Ia menemukan anak keduanya mengambang tidak bernyawa di sungai Wonoboyo. Awalnya, ia bersama suaminya, Purnomo, dua anak dan adik ipar bermaksud pulang ke Kecamatan Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur dengan menaiki Bus gunung Harta dari Bekasi.
Namun sekitar pukul 02.30 WIB, ketika ia bersiap tidur, bencana datang. Bus tiba-tiba berjalan zigzag ketika mendekati jembatan kembar Wonoboyo. Kusnatul masih memangku anaknya. Namun ketika bus menerjang pembatas jembatan dan terjun ke sungai, anaknya terlepas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kusnatul sendiri mengalami luka di bagian punggung. Sedangkan suaminya terluka di mata kanan sehingga harus diperban. Saat kejadian mereka duduk di kursi bagian tengah.
"Tidak tahu kenapa sopir tiba-tiba belok ke kanan. Mungkin karena sopirnya mengantuk," ujar Kusnatul.
Bus yang mengangkut 39 orang itu mengalami kecelakaan dan menewaskan tiga orang tewas yaitu sopir bus Hadi Purwanto (50) warga Kalicacing Salatiga, seorang bayi bernama Dzakia Talita Sakhi, dan seorang wanita yang baru diketahui identitasnya, Darmini (50) warga desa Piron Madiun.
Kasatlantas Polres Semarang AKP Gusman Fitra mengatakan selain tiga korban tewas ada 16 korban lainnya yang dirawat di rumah sakit karena mengalami luka-luka.
"Meninggal ada 3 orang, luka-luka ada 16 orang," katanya.
(alg/try)