6 Fakta yang Perlu Diketahui tentang Ranjau Paku di Jakarta

6 Fakta yang Perlu Diketahui tentang Ranjau Paku di Jakarta

- detikNews
Senin, 30 Des 2013 12:44 WIB
6 Fakta yang Perlu Diketahui tentang Ranjau Paku di Jakarta
Foto: Ilustrasi
Jakarta - Setiap kota besar memiliki masalahnya masing-masing. Namun Jakarta punya satu masalah unik yang mungkin tidak dimiliki kota-kota lain di dunia. Masalah ini adalah soal ranjau paku yang sampai saat ini belum juga bisa diselesaikan.

Ranjau paku ini akan membuat sobek ban motor atau mobil. Hal ini membuat para pengendara harus menambal bannya di tukang tambal ban terdekat, yang biasanya ada di pinggir jalan. Salah satu kawasan yang jadi pusat penyebaran paku adalah flyover Roxy hingga Cideng, Jakarta Pusat.

Pada Jumat (27/12) lalu, seorang penebar ranjau paku bernama Ali Usman alias Bejo dihajar massa di flyover Roxy. Warga yang marah juga membakar motor yang digunakan tukang tambal ban pinggir jalan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini adalah 6 fakta mengenai ranjau paku di Jakarta :

Punya Rambu Unik Sendiri

Rambu unik ranjau paku ini mungkin cuma ada di Jakarta. Rambu yang terpasang di berbagai kawasan ini bertuliskan 'Rawan Paku' dan bergambar orang yang sedang menebar paku di jalanan.Β  Rambu rawan ranjau paku ini masih bisa dilihat di dekat terowongan Cawang, Jakarta Timur.

Tanda rawan ranjau paku ini dipasang di tiang marka jalan. Ukuran rambu ini tidak terlalu besar, namun masih bisa terlihat para pengendara yang melintas.

Saking Banyaknya Bisa Buat Bangun Rumah

Foto: Ilustrasi
Ranjau paku yang disebar di jalanan di jumlahnya sangat banyak. Saking banyaknya ranjau paku ini bisa digunakan untuk membangun rumah.

Abdul Rohim dari Komunitas Sapu Bersih Ranjau (Saber) Paku menemukan sekitar 135 kg ranjau paku yang bertebaran dari Roxy hingga kawasan Istana Presiden, Jl Medan Merdeka Utara. Paku-paku ini dikumpulkan komunitas ini selama empat bulan penyisiran pada Juni 2013. Paku-paku itu lantas dijual kembali, setiap kilogram biasanya dihargai Rp 7.000.

Muncul Komunitas Pembersih Ranjau Paku

Foto: Ilustrasi
Masalah ranjau paku yang tak kunjung kelar membuat beberapa orang warga membentuk komunitas untuk membersihkan ranjau paku di jalan-jalan Jakarta.

Ada dua komunitas yang biasanya membersihkan ranjau paku di flyover Roxy hingga Cideng, Jakarta Pusat. Mereka adalah Komunitas Sapu Bersih Ranjau (Saber) dan Semut Orange. Kedua komunitas ini membersihkan paku dengan menggunakan magnet yang ditarik motor.

Polisi Buat Mobil Penyapu Ranjau Paku

Kendaraan ini mungkin satu-satunya yang diperuntukkan untuk menyapu ranjau paku di dunia. Mobil ini dibuat dari mobil golf yang dimodifikasi dengan menempatkan magnet di bagian depannya.

Petugas mengendarai mobil tersebut dan magnet yang ada di bagian depan mobil ini akan menarik paku-paku yang ada di jalanan di Jakarta.

Modifikasi Alat Penyapu Ranjau

Foto: Dishub
Dinas Perhubungan menggunakan pembersih paku yang mirip alat pel. Sambil berjalan kaki mereka menyisir jalan favorit penyebar ranjau paku tersebut.

Alat yang digunakan petugas ini mirip alat pel berwarna biru. Pada bagian alat dipasangi dua roda kecil dan empat magnet bundar. Dua orang petugas kemudian berjalan kaki menyisir sasaran.
Magnet yang ada di bawah alat ini mampu menarik paku-paku yang ditebar bandit jalanan.

Komunitas Saber dan Semut Orange memilih membuat alat penyapu ranjau paku dari besi yang diberi roda dan magnet. Alat ini diberi tali sehingga bisa ditarik dengan menggunakan motor. Sambil berjalan pelan anggota dua komunitas ini menyisir ranjau paku di jalanan.

Tukang Tambal Ban Dicurigai Terlibat

Foto: Ilustrasi
Satu profesi yang dicurigai menebar ranjau paku ini adalah tukang tambal ban. Dengan adanya motor atau mobil yang terkena ranjau paku maka pengendara harus menambal bannya di tukang tambal ban di pinggir jalan.

Pada Jumat (27/12/2013) lalu, warga meringkus seorang penebar ranjau paku bernama Ali Usman alias Bejo. Bejo menyatakan usaha tambal bannya mendapat keuntungan berlipat jika dirinya menyebar 'ranjau paku'. Dalam sehari, dia mendapat penghasilan Rp 80 ribu.

Lumayan, kalau nyebar bisa dapat Rp 80 ribu sehari. Kalau ngga nyebar cuma 30 ribu," ujar Bejo di tahanan Polsek Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (28/12/2013).

Warga yang kesal sempat mengeroyok Bejo hingga babak belur. Motor yang dipakai Bejo juga dibakar warga. Bejo merupakan residivis yang sudah pernah ditangkap sekitar tahun lalu.
Halaman 2 dari 7
(nal/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads