Pendaki Remaja Meninggal di Gunung Gede, Ini Imbauan Bagi Pemula

Pendaki Remaja Meninggal di Gunung Gede, Ini Imbauan Bagi Pemula

- detikNews
Jumat, 27 Des 2013 14:10 WIB
istimewa
Jakarta - Shizuko Rizmadhani (15) meninggal dunia dalam pendakian di Gunung Gede. Siswi SMA 6 Bekasi ini mengalami hipotermia. Dia meninggal pada Selasa (24/12) malam. Perlengkapan yang kurang dan ketidaksiapan fisik menjadi kendala.

"Agar memakai pakaian dan perlengkapan pendakian yang memadai, personal use, peralatan dan obat-obatan pribadi. Punya pengetahuan yang cukup tentang pendakian, bisa dibuktikan dengan KTA pecinta alam, dan lainnya," saran Kepala Polisi Hutan TNGP Ida Rohaida kepada pendaki pemula saat berbincang dengan detikcom, Jumat (27/12/2013).

Para pendaki sebenarnya bisa meminta bantuan dari relawan, polisi hutan atau ranger, yang biasa berada di Gunung Gede untuk menemani pendakian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam tim pendaki harus ada P3K dan pengetahuan yang cukup untuk penanggulangan keadaan darurat pendakian. Membawa alat komunikasi bisa HP atau HT," imbuh pria yang belasan tahun menjadi polisi hutan ini.

Berikut kronologi meninggalnya Shizuko dari data polisi hutan TNGP:

1. Korban adalah siswa kelas X SMAN 6 Kota Bekasi yang melakukan pendakian pada 22–23 Desember 2013, terdaftar sebagai salah satu pendaki yang telah mendapat persetujuan orang tua, karena sesuai ketentuan simaksi (surat ijin masuk kawasan konservasi) pendakian di Gn. Gede Pangrango harus minimal 17 tahun, jika tidak ada surat pernyataan dari orang tua/wali.

2. Menurut laporan rekan korban a.n. Mohammad Renaldi yang melaporkan kondisi korban ke Resort Mandalawangi pada hari Selasa 24 Desember pukul 18.30 WIB, korban sudah tidak sadarkan diri sejak pukul 16.30 WIB di jalur pendakian Kandang Batu sekitar ketinggian 2.500 meter dpl.

Pelapor juga menyatakan sejak Senin malam korban berteriak-teriak kesurupan, meronta-ronta dan kadang tidak sadarkan diri dalam keadaan kedinginan (cuaca ekstrim hujan besar disertai angin). Kejadian berulang sampai hari Selasa pukul 16.30 WIB korban tidak sadarkan diri dan kaku sampai rekan-rekan rombongan panik dan memutuskan 4 orang dari 27 orang rombongan melaporkan kejadian dan meminta bantuan ke pintu masuk pendakian (Resort PTN Mandalawangi).

3. Hari Selasa sekitar pukul 19.00 WIB tim SAR TNGGP (5 personil terdiri dari petugas, masyarakat, volunteer Montana) bergerak naik ke lokasi untuk mengecek laporan dan tiba pukul 21.00 WIB dilanjutkan pemeriksaan kondisi korban. Keadaan korban sudah tidak bernapas, denyut nadi tidak terasa, badan kaku dan membiru serta dari hidung dan mulut mengeluarkan busa. Tim memperkirakan korban sudah meninggal dunia dan segera melaporkan kejadian ke Resort PTN Mandalawangi untuk segera dilakukan evakuasi.

4. Kemudian tim membawa jenazah korban turun ke Kantor TNGGP dan tiba hari Rabu pukul 03.00 WIB dan langsung memberitahukan ke pihak Polsek Pacet, yang segera ditangani Polisi pukul 05.00 WIB dilanjutkan visum di Rumah Sakit Cimacan. Kejadian juga diberitahukan ke pihak keluarga (orang tua korban bernama Ananto Haryono) yang langsung menuju rumah sakit.

5. Kami melaporkan kejadian tersebut dan dilanjutkan pemeriksaan di Polsek Pacet dengan saksi-saksi dari rekan korban dan Tim SAR TNGGP yang melakukan evakuasi didampingi Kepala Satgas Polhut TNGGP (saya sendiri Ida Rohaida). Pihak keluarga menghendaki proses penyidikan di Polsek tidak dilanjutkan dan meminta segera membawa jenazah korban dan rekan-rekannya pulang. Atas pertimbangan tersebut Polisi segera menyelesaikan pemeriksaan dan mengizinkan para pihak meinggalkan Polsek Pacet pukul 13.00 WIB.


(ndr/gah)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads