"Saya dari rumah teman di Cipedes, terus saya mengambil ATM dulu di seberang jalan. Waktu putar balik lagi mau pulang, tepat di depan TPA (tempat pembuangan akhir) Pasteur, saya dihadang motor," ujar Deni saat ditemui di kediamannya, Bandung, Kamis (26/12/2013).
Seingat Deni, saat itu jam menunjukan pukul 23.00 WIB. Motor yang dikemudikannya Honda Beat hitam orange bernopol 3030 KI melaju dengan kecepatan hanya sekitar 40 Km/jam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kadieukeun konci motorna (ke sinikan kunci motornya-red)!," ujar Deni menirukan ucapan pelaku.
Di saat yang bersamaan, pelaku satunya yang dibonceng turun sambil menodongkan pisau. Tak pikir panjang, Deni bergegas mengunci motornya dan turun ke arah belakang motor. Seketika itu seorang pelaku memegang tangan Deni sambil berupaya merebut kunci. Sementara pelaku lainnya mencoba melemahkan Deni dengan pisau lipat.
Perkelahian pun tak terhindarkan. Bakbuk! Deni tersungkur dan mengalami luka sayatan di bagian lengan dan leher. Mendapati Deni yang mengeluarkan darah serta kunci motor yang tak berhasil direbut, kedua pelaku langsung kabur dengan motor Honda CS1.
"Pelaku mau nusuk ke arah pinggang, saya tahan pakai tangan sampai jatuh tersungkur. Setelah itu pelaku pergi, tapi enggak tahu ke arah mana," tutur Deni.
Deni sempat terdiam sekitar 5 menit. Namun karena masih tak terima atas kejadian yang dialaminya, ia pun mencoba menyusul pelaku.
"Saya nyusul ke arah Pasupati tapi lewat bawah, lewat RS Hasan Sadikin. Selama perjalanan itu saya sudah lemas karena darah terus ngocor. Sampai di Jembatan Pasupati dekat tiang, baru ada polisi," jelasnya.
Polisi yang kebetulan sedang berpatroli di Jembatan Pasupati lalu membawa Deni ke RS Hasan Sadikin. "Waktu itu saya sudah sadar enggak sadar," ucapnya.
(avi/bal)