Mengenang Mayjen TNI Made Agra: Sang Motivator yang Selalu Gembira

Mengenang Mayjen TNI Made Agra: Sang Motivator yang Selalu Gembira

- detikNews
Selasa, 24 Des 2013 12:07 WIB
(Foto: Istimewa)
Jakarta - Usai sudah Mayjen TNI I Made Agra Sudiantara menunaikan tugasnya di dunia. Yang tersisa adalah jejak-jejak pengabdiannya yang membekas di hati sahabat dan rekan-rekannya. Semasa hidup, Made Agra bisa diterima dengan sangat baik di Aceh hingga Papua. Pernah memimpin operasi pembebasan sandera di Papua hingga menciptakan tari kontemporer dalam berkesenian.

Salah satu sahabatnya adalah Komandan Paspamres Mayjen TNI Doni Munardo. Doni bersahabat dengan Made sejak tahun 1981, dan merupakan teman satu angkatan di Akademi Militer.

"Beliau lulusan terbaik dari angkatan saya. Prestasinya sangat banyak. Orangnya sangat gembira dan selalu semangat, memotivasi para prajurit tiap bertugas di mana pun. Satuan yang dipimpinnya pasti maju," kata Doni saat berbincang dengan detikcom, Selasa (24/12/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Made juga disebutnya sangat memperhatikan kesejahteraan prajurit. Kendati beragama Hindu, imbuh Doni, namun Made sangat berhasil kala bertugas di Aceh, yang mayoritas warganya muslim. Salah satu keberhasilannya adalah penghijauan di Aceh.

"Di bidang lingkungan, salah satu pelopor penghijauan di Aceh tahun 2009-2011, Made diminta menyiapkan 100 ribu bibit trembesi yang akan disumbangkan Bapak Presiden. Tapi Pak Made Agra bisa menyediakan 125 ribu bibit. Jadi kalau melihat trembesi di bandara dan berbagai tempat di Aceh, itu bantuan Presiden yang dikerjakan Pak Made Agra," kisah Doni.

Begitu juga saat bertugas di Papua, Made Agra pernah menjadi koordinator lapangan pembebasan sandera WN Prancis di Mapenduma tahun 1996. Selain itu, Made Agra juga sangat terampil berkesenian.

"Beliau pernah memimpin delegasi Papua untuk menghadiri acara Pekan Kesenian Bali. Pak Made sangat kreatif, ketika bertugas di Papua sebagai Kasdam bisa menggerakkan komunitas masyarakat Papua dan prajuritnya menampilkan seni budaya lokal dan juga kontemporer," kenang dia.

Sedangkan Kepala Penerangan Kopassus Letkol Joe Sembiring menjelaskan kiprah Made Agra saat terlibat pembebasan sandera di Mapenduma, Papua. Made saat itu memegang koordinator lapangan, langsung di bawah Komandan Kopassus yang memimpin operasi tersebut, Prabowo Subianto. Saat itu, ada 19 orang yang disandera kelompok bersenjata, 2 orang di antaranya adalah WN Prancis.

"Beliau di bawah Pak Prabowo, memimpin beberapa tim. Pembebasan sangat sulit, medannya sangat berat, di hutan berketinggian 3 ribu sampai 4 ribu meter, hutannya basah dan dingin. Cuaca sempat berkabut 3 hari dan pasokan logistik terhambat dan mereka berhasil survival di hutan Papua," kenang Joe yang pernah bertugas bersama Made di Papua.

Di Papua pula, Made membina sanggar-sanggar tari masyarakat Papua, berinovasi menciptakan tari kontemporer dari berbagai gabungan budaya Papua dan pendatang. "Beliau aktif memimpin delegasi Papua ketika ada Pekan Budaya Bali 2013," tuturnya.

Made Agra juga sangat terbuka, bergaul bersama tokoh-tokoh agama di luar agamanya. Bahkan, kerap mencuplik Alkitab untuk memotivasi prajurit.

"Hati yang gembira adalah obat. Dia paham sekali itu di Papua," kenang Joe.

Made Agra meninggal dunia pada Senin (23/12) petang tak lama setelah main sepakbola. Dia meninggalkan 1 orang istri serta 3 orang anak yakni 1 putra dan 2 putri. Made pernah menjadi Komandan Satuan 81 Gultor, Asisten Operasi Kodam Jaya, Komandan Rindam Iskandar Muda Aceh, Komandan Korem 173 Biak Papua, Wakil Asisten Operasi Mabes TNI AD, Kasdam 17 Cenderawasih Papua dan terakhir Komandan Pusat Kesenjataan Infantri (Pussenif) Komando Diklat (Kodiklat) TNI AD.

Jenazah Mayjen TNI Made Agra sudah diterbangkan dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jaktim, ke Bandara Ngurah Rai Bali pada pukul 11.00 WIB. Di Klungkung akan dilakukan upacara militer untuk jenazah yang akan dikremasi.


(nwk/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads