"Kerentanan terhadap banjir ini juga dikarenakan perubahan tata guna lahan yang terjadi secara intensif mulai dari daerah hulu sampai hilir Kali Ciliwung, serta kondisi geologi wilayah Provinsi DKI Jakarta yang 40% wilayahnya di bawah permukaan air laut," ujar Djoko di Jl Jatinegara Barat, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Senin (23/12/2013).
Hal tersebut disampaikan Djoko dalam sambutan peresmian pembangunan Sudetan Ciliwung. Acara ini juga dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini pun, masih dalam upaya penanganan banjir, sedang dilaksanakan beberapa kegiatan seperti, Normalisasi PAS (Pesanggrahan, Angke dan Sunter) sepanjang 60 km dengan biaya sebesar Rp 2,25 triliun dari tahun 2011-2014, penambahan Pintu Air Manggarai dan Pintu Air Karet serta optimalisasi KBB dan Kali Ciliwung dengan biaya Rp 160 miliar dari tahun 2012-2014, Normalisasi Kali Ciliwung Lama sepanjang 8,5 km dengan biaya sebesar Rp 238 miliar dari tahun 2012-2014, JUFMP - Cengkareng Floodway sepanjang 7,8 km dengan biaya sebesar Rp 209 miliar dari tahun 2013-2015," paparnya.
Djoko berharap dengan berjalannya proyek Sudetan ini, permasalahan banjir di DKI Jakarta dapat teratasi. Sebagai tanda diresmikannya pembangunan Sudetan, Djoko Kirmanto menekan alarm yang kemudian disusul oleh sebuah alat berat menancapkan paku bumi.
Djoko Kirmanto kemudian meninjau lokasi pembangunan Sudetan bersama dengan Jokowi. Keduanya mengenakan sepatu bot dan kemeja putih.
(bpn/mad)











































