Marianus mengerahkan pasukan Satpol PP untuk memblokir bandara. Mobil Satpol PP diparkir di runway penerbangan sekitar pukul 06.15 WIta hingga 09.00 Wita, Sabtu (21/12) pagi.
Akibatnya Merpati dari Kupang yang hendak mendarat di Bandara Turelelo Soa, harus mendarat di Ende NTT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Memohon Tiket pada Merpati
|
Marianus berada di Kupang untuk menghadiri acara resmi pemerintah Provinsi NTT pada hari Jumat (20/12). Sedang rapat paripurna dengan DPRD Kabupaten Ngada digelar Sabtu (21/12) pukul 09.00 WITA sehingga mengharuskan dirinya berangkat dari Kupang dengan pesawat Merpati pada pukul 06.00 WITA.
"Padahal kami tidak banyak minta, dan tiket itu saya beli, haram buat saya gratis. Saya pejabat negara jadi harus mengemis dan memohon dari pukul 13.00 WITA sampai pukul 16.00 WITA tanggal 20 Desember 2013, tapi tidak dikasih dan tidak dipedulikan," kata Marianus dalam perbincangan dengan detikcom, Minggu (22/12/2013).
2. Kabupaten Ngada Terancam Pinalti
|
"Saya mengirim ajudan saya pesan penerbangan pagi, adanya Merpati. Katanya full. Kami di kabupaten itu wajib sidang penutupan anggaran APBD dengan DPRD hari Sabtu (21/12) pukul 08.30 WITA. Akhirnya karena hal itu sidang ditunda dan harus gelar Badan Musyawarah (Bamus) ulang yang penetapan APBD berikutnya kami bisa kena pinalti 30 persen," kata Marianus saat berbincang dengan detikcom, Minggu (22/12/2013).
Marianus menjelaskan, kegiatannya di Kupang adalah menghadiri penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2013 oleh gubernur NTT pada Jumat (20/12).
Sementara dia harus menghadiri rapat paripurna dengan DPRD pukul 08.30 WITA keesokannya.
Namun rencana untuk menghadiri rapat itu gagal setelah dia tak mendapatkan tiket pesawat Merpati tujuan Ngada. Sehingga Marianus menilai, MerpatiΒ menggunakan fasilitas bandara untuk keuntungannya tapi tak memperhatikan tanggung jawabnya terhadap daerah operasionalnya.
"Kamu yang mencari uang di daerah ini juga harus memiliki rasa tanggung jawab ke daerah," ujar Marianus.
3. Merpati Tawarkan Tiket Tapi Terlambat
|
"Saya SMS pimpinannya, besok (Sabtu) 21 Desember 2013, saya akan menutup bandara untuk Merpati. Saya SMS begitu baru dibalas bookingannya dapat," ujar Marianus saat berbincang dengan detikcom, Minggu (22/12/2013).
Marianus menyatakan dia menolak tiket Merpati itu karena sudah memegang tiket maskapai lain yang berangkat siang hari.
"Saya tidak terlalu penting untuk airline itu. Saya sampai minta kepala bandara tolong untuk booking karena ini paripurna DPRD. Saya sudah coba tapi semua bilang penuh. Saya seperti tidak dinilai di mata mereka padahal saya sudah memohon-mohon," kata Marianus.
4. Peringatkan Merpati Jumat
|
"Merpati kan sudah tahu, mereka terbang itu tanggal 21 Desember (Sabtu). Saya berjuang untuk tiket tanggal 20 Desember dari pukul 13.00 WITA sampai pukul 16.00 WITA. Saya sudah kasih tahu pemblokiran tanggal 21 Desember itu pas pukul 16.00 WIB tanggal 20 Desember," kata Marianus saat berbincang dengan detikcom, Minggu (22/12/2013).
Marianus mengaku, ancaman dikeluarkan karena pihak Merpati tak melayaninya dengan baik saat hendak memesan tiket.
Baginya, pengguna fasilitas seperti bandara yang berasal dari pajak masyarakat Kabupaten Ngada harus turut bertanggung jawab pada pembangunan daerah.
"Saya merasa ini bandara fasilitasnya kan pakai uang rakyat, kami yang siapkan dan persoalan bandara kami yang menyelesaikan seperti pembebasan lahan. Kamu pakai fasilitas itu, kami tidak persoalkan, kami juga tidak pernah minta tiket gratis. Kamu yang mencari uang di daerah ini juga harus memiliki rasa tanggung jawab ke daerah," kata Marianus.
Akibat tak mendapatkan tiket penerbangan Sabtu (21/12) pagi itu, Marianus pun memohon DPRD Kabupaten Ngada untuk menunda rapat paripurna yang hendak membahas penetapan APBD tapi permintaannya tidak dikabulkan. Sehingga bagi Marianus, tindakan Merpati yang disebutnya 'telah merugikan' Kabupaten Ngada itu adalah ketidakadilan.
"Pengadaan bandara itu dari uang rakyat, APBD Kabupaten Ngada yang kecil ini. Mereka tak bertanggung jawab, kami yang bayar dan bangun kabupaten ini, tapi kalau mereka yang menggunakan fasilitas daerah untuk keuntungannya, tidak adil," ucap Marianus.
5. Minta Maaf dan Siap Mundur
|
"Jika tindakan saya dibawa ke hukum, maka berhenti dari bupati saya siap. Saya tidak ada masalah dengan penumpang itu, tapi saya minta maaf," kata Marianus saat berbincang dengan detikcom, Minggu (22/12/2013) malam.
Marianus menilai, tindakannya karena tak dilayani dengan baik oleh maskapai pelat merah itu. Menurut Marianus, jadwalnya untuk menghadiri rapat paripurna DPRD Kabupaten Ngada terkait pembahasan APBD menjadi berantakan.
"Tapi saya bilang, kalau mereka terhadap pejabat negara hanya mementingkan yang di atas. Di bawah, kami tidak dipikirkan. Padahal kami juga mengurus negara," kata Marianus.
Marianus mengklaim, kabupaten yang dipimpinnya terancam pinalti APBD sebesar 30 persen akibat keterlambatan membahas anggaran dengan DPRD.
6. Sadar Aksinya Pertama di Indonesia
|
"Mungkin ini kasus pertama di Indonesia," kata Marianus saat berbincang dengan detikcom, Minggu (22/12/2013).
Akibat aksinya memblokir Bandara Turelelo Soa, NTT, Marianus membuat Merpati mengalami kerugian yang tidak sedikit di tengah kondisi keuangan perusahaan itu saat ini. Marianus mengklaim, akibat keterlambatannya kembali ke Ngada sehingga tak bisa menghadiri rapat bersama DPRD Kabupaten Ngada, daerahnya mengalami kerugian miliaran.
"Kabupaten yang rugi, Bamus DPRD Kabupaten Ngada harus ulang dan kabupaten itu rugi karena terkena pinalti pemotongan hingga 30 persen untuk penetapan APBD, itu bisa miliaran rupiah," ujar Marianus.
Halaman 2 dari 7