Sehari-hari, Sulastri hidup dari kerja serabutan. Mereka menjadi buruh tani dan pembuat gula merah. Sang suami pergi meninggalkan Sulastri kala anaknya masih kecil. Menopang keluarga, dia mesti kerja banting tulang.
Sulastri menderita sakit mata sejak Mei 2005 lalu. Awalnya penglihatannya sebelah kanan kabur. Tak lama, matanya memerah dan terus mengeluarkan air mata. Akhirnya matanya mengalami pembengkakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebulan kemudian mata yang sebelah kiri Sulastri mengalami hal yang sama disertai dengan rasa panas dan sakit kepala yang luar biasa sampai sampai rambut di kepala mengalami kerontokan dan kebotakan. Sejak saat itu Sulastri tidak mampu melihat dengan kedua belah matanya.
Sulastri tetap bersabar dan berikhtiar dengan berobat baik ke Puskesmas, RSUD Banyumas dan rumah sakit di Yogyakarta. Hingga akhirnya dia tidak memiliki uang untuk berobat.
Kondisi Sulastri tidak semakin membaik bahkan memburuk. Kemudian dengan bantuan relawan, pada Februari 2013 Sulastri dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo, Jakarta untuk dicek kondisi matanya.
Dari keterangan dokter spesialis ternyata kedua mata Sulastri menderita sakit Glukoma dan harus menjalani operasi dan pencangkokan kornea mata. Dengan segala keterbatasannya, Sulastri membutuhkan dana besar untuk proses operasi itu. Dua anaknya masih sekolah, dan ibunya menunggu di Banyumas di Desa Lebeng RT 05 RW 02 Kecamatan Sumpiuh.
Sulastri kini tinggal bersama saudaranya Nurhasanah. Dia menumpang sementara di kontrakan di Kampung Lio RT 03 RW 019 No. 74 A Kelurahan Depok, Kec. Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat.
Sulastri berharap ada donatur dan dermawan yang bisa membantunya untuk membiayai pengobatannya. Bagi dermawan yang ingin membantu biaya Sulastri bisa menyalurkannya melalui rekening: atas nama Nurhasanah di Bank BNI Syariah Cabang Depok No. Rek. 032 459 4790.
(ndr/fjr)