4 Sisi Luar Biasa Ibu Melur yang Tunggui Anaknya Koma 5 Tahun di RS

4 Sisi Luar Biasa Ibu Melur yang Tunggui Anaknya Koma 5 Tahun di RS

- detikNews
Senin, 23 Des 2013 07:47 WIB
4 Sisi Luar Biasa Ibu Melur yang Tunggui Anaknya Koma 5 Tahun di RS
Jakarta - Ada yang frustasi saat dilanda masalah kecil. Ada juga yang lari. Hanya sedikit yang tegar, mau dan mampu menghadapi sebesar apapun masalahnya. Melur Panjaitan (46), mungkin bagian dari yang sedikit itu. Ia setia menunggu anaknya yang koma 5 tahun di RSUD Djasamen Saragih, Pematangsiantar.

Minggu (22/12) kemarin, tepat pada peringatan Hari Ibu, tidak ada seremoni yang dilakukan Melur. Bahkan mungkin ia lupa saat itu Hari Ibu. Perempuan asal Balige, Toba Samosir, Sumut itu hanya menatap anak gadisnya, Bulan Magdalena Hutagaol (23), yang tergolek di ranjang Ruang Krisan RSUD Djasamen Saragih.

Magda, panggilan akrab Bulan Magdalena Hutagaol, mengalami kecelakaan pada Minggu, 22 Maret 2009 silam. Selain tak sadarkan diri, ia juga kritis. Magda dilarikan ke rumah sakit swasta di Pematangsiantar dalam kondisi koma. Dua bulan kemudian, ia dipindahkan ke RSUD Djasamen Saragih, Pematangsiantar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama 5 tahun dirawat, kondisi Magda naik turun. Sesekali ia dirawat di ICU karena drop. Tapi Melur tetap semangat. Ia terus menunggu kesembuhan putrinya dari hari ke hari. Di sisi lain, 2 putranya merantau untuk ikut membantu biaya pengobatan Magda. Berikut cerita Melur, ibu yang tegar menghadapi musibah dan kerasnya hidup.

Ditinggal Suami

Melur ditinggal suami saat anak-anaknya masih kecil. Usia Magda saaat itu baru 2,5 tahun. Ia berjuang hidup dengan bertani dan tinggal bersama orangtua di Desa Matio, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumut.

Dalam kondisi sulit, Melur tak melupakan pendidikan anak-anaknya. Magda misalnya. Sebelum mengalami kecelakaan dan koma, ia adalah mahasiswiΒ  semester 2 Akbid RS HKBP Balige. Sayang, kejadian itu memupuskan cita-cita luhurnya.

Tak akan Meninggalkan

5 Tahun bukan waktu yang pendek. Apalagi untuk menunggu orang sakit. Tapi bagi Melur, 5 tahun hanyalah angka. Bukan urusan panjang atau pende. Buktinya, ia rela menghabiskan hari-harinya dengan mendampingi Magda, putri tercintanya.

"Tak akan pernah kutinggalkan. Bapakku meninggal di Balige saja, aku tidak datang," kata Melur.

Jual Aksesoris

Sejak Magda dipindahkan perawatannya dari rumah sakit swasta ke RSUD, masalah biaya sedikit teratasi. Melur bisa memanfaatkan Jamkesmas. Bahkan ia mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial Pemkot Pematangsiantar.

Melur hanya perlu menghidupi diri sendiri. Apalagi 2 anaknya yang lain sudah dewasa. Di sela menunggu Magda, ia merangkai kalung dan gelang. Aksesoris itu kemudian ia jual. "Lumayanlah hasilnya. Bisa untuk uang makan sehari-hari," katanya.

Tak Pernah Menyerah

Melur tak putus asa meski Magda tak kunjung kembali normal. Baginya, akan selalu ada harapan apapun kondisinya. Bahkan saat Magda dalam kondisi drop, keyakinan bahwa anaknya akan sembuh total, tetap terpupuk di lubuk hatinya.

Ketegaran Melur berlipat karena doa. Diletakkannya kitab suci di ranjang tidur anaknya. "Aku yakin Tuhan akan memenuhi janji-Nya," ujarnya.

Melur tak hanya menunggu, tapi juga merawat dan membangkitkan 'semangat' Magda. Tak terhitung berapa kali membasuh tubuh dan memijat anaknya. Bahkan kadang ia mengajak putrinya bicara. Meski pada akhirnya Melur lebih sering ia bicara sendiri, karena Magda masih terbaring di ranjangnya.
Halaman 2 dari 5
(try/fjr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads