"Mungkin DPP lain juga nggak senang dengan gaya saya mengkritisi. Mungkin Ibu Ketua Umum juga kaget-kaget dengan gaya saya mengkritisi, 'Ning itu comber mulutnya'. Ya memang gaya saya begini," kata Ribka di GOR Otista, Jl Otto Iskandar Dinata, Jakarta Timur, Minggu (22/12/2013).
Menurutnya, Rano memang perlu tetap dikritisi agar tetap berada dalam garis amanat PDIP, yaitu bertindak sebagai pemimpin yang pro rakyat. Karena saat masa kepemimpinan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Rano terkesan ikut menjadi tak pro rakyat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ribka mengaku tak bisa mengkritik dengan gaya santun. Ini karena dirinya besar di suasana aktivis jalanan. Ribka mengkritik kemiskinan di Banten yang masih terjadi semasa kepemimpinan Atut-Rano dengan gaya blak-blakan.
"Di kota Serang sendiri kemiskinan makin naik, Rumah Sakit masih menolak pasien, sekolah-sekolah roboh, di Lebak masih banyak yang pakai jerami atapnya, kayak di Papua. Padahal nggak jauh dari Ibu Kota. Data Bappenas, Banten itu provinsi nomor tiga termiskin. Sementara gaya eksekutifnya luar biasa glamor," paparnya bersemangat.
(dnu/mad)