Dahulu, untuk melakukan komunikasi lokal cukup dengan telepon koin. karena saking pentingnya telepon itu, ada jam-jam tertentu yang padat misalnya malam minggu dan digunakan para remaja.
Bahkan kadang ada yang mengakalinya, uang logam yang dipakai menelepon dilubangi dan diikat benang. Jadi koin bisa digunakan berkali-kali dan bisa ditarik kembali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti yang ditemui detikcom di kawasan Pasar Minggu, Jaksel, persis di depan stasiun, Sabtu (21/12/2013). Telepon koin itu bahkan jadi tempat menyimpan bungkusan bekas ikan.
Keberadaan telepon koin itu juga sudah tak berfungsi alias sudah mati. Pihak Telkom mungkin sudah membiarkannya saja.
"Dulu sering banget pakai telepon koin, tapi sekarang kan sudah ada HP, tinggal SMS saja," kata seorang warga Wahyu saat berbincang.
Kemajuan tekhnologi membuat telepon koin ditinggalkan. Apa yang terjadi di Indonesia, sebenarnya tak jauh berbeda dengan yang terjadi di Inggris, khususnya London. Di kota itu box telepon merah yang amat terkenal perlahan mulai tersingkir.
Kini box-box merah telepon umum itu dipakai hanya untuk foto wisata saja. Tapi bagusnya, di sana telepon tetap berfungsi. Jadi kalau-kalau ada keadaan emergency, bila HP lowbat, telepon umum tetap bisa dipakai. Yang pasti di sana tak ada tangan jahil yang suka iseng mengorek telepon koin.
Nah, sepertinya di Indonesia telepon umum tetap perlu. Paling tidak kalau ada sesuatu emergency bisa digunakan. Dan semoga saja, tak ada tangan jahil yang iseng merusak fasilitas telepon umum itu.
(ndr/trq)