"96 Persen orang indonesia termasuk anak melihat iklan rokok, lalu menganggap oh merokok itu keren. Ini mengelabui, ini bohong. Kita semua tahu merokok itu berbahaya," kata Eksekutif Director Swisscontact Indonesia Foundation, Dollaris Riauaty Suhadi.
Hal ini disampaikan dalam acara penyampaian hasil urvei bertajuk "
"Kawasan dilarang merokok di hotel tidak menurunkan okupansi konsumen" di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Sabtu (21/12/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyampaikan Swisscontact pernah melakukan pengukuran kualitas udara di 5 SMP di Jakarta pada bulan Juni sampai Agustus 2013.
Ia menjelaskan mengukur konsentrasi rata-rata particulate matter (PM) atau zat debu halus 2,5.
"Semakin tinggi konsentrasi PM 2,5 maka semakin buruk kualitas udaranya. Penyebab PM 2,5 tinggi adalah asap rokok. Saat kita cek di kantin dan ruang guru, semua hasilnya di atas batas yang diizinkan. Hasil konsentrasi PM 2,5 adalah 84,72 mikrometer per meter kubik. Padahal, standar dari WHO sebesar 25 mikrometer per meter kubik," papar Wati.
(aan/ndr)