"Betapa maraknya praktik korupsi (di Provinsi Banten) yang sekarang, seperti kentut. Tercium baunya oleh semua orang, tapi bentuknya tidak terlihat. Nah, sekarang terkuak!" kata Ahmad Subadri saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (21/12/2013).
Subadri mengacu pada pernyataan Ketua KPK Abraham Samad yang menyebut dugaan korupsi di Banten sebagai korupsi keluarga. Hal itu dinilai Subadri sebagai sinyal kasus ini tak akan berhenti hanya di Atut dan adiknya Tubagis Chairi Wardana (Wawan).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang pasti kita berharap tak hanya di Atut dan hanya suap Pilkada Lebak dan Alkes, tapi juga (KPK) mengusut dana Bansos, hibah, sport center dan proyek-proyek pengadaan barang dan jasa lainnya di Banten," imbuh Subadri.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Banten Ei Nurul Khotimah, juga menyampaikan pandangan yang sama. Ei menyoroti bagaimana penahanan Ratu Atut ini dirasakan warga Banten sebagai adanya harapan bagi perkembangan di Provinsi Banten.
"Kita sedang membangun Banten dengan kawasan ekonomi khusus dan sebagainya, dengan pemberitaan dan kejadian (penahanan Atut) ini, membuat kita miris dan prihatin," ucap Ei Nurul Khotimah saat dihubungi terpisah.
"Kalau Anda jadi orang Banten, pasti bisa merasakan perasaan bagaimana (terbongkarnya dugaan korupsi Atut) ini. Tapi mau dibagaimanakan, ini kenyataan yang harus dihadapi," imbuh politisi PKS itu.
(bal/trq)