Catat! Urai Kemacetan Sistem Satu Arah Diterapkan di Bintaro Permai

Jakarta - Dinas Perhubungan DKI Jakarta menerapkan sistem satu arah di kawasan Bintaro Permai, Jaksel. Langkah ini dilakukan guna mengurai kemacetan dan meminimalisir tingkat gangguan atau hambatan yang seringkali terjadi di perlintasan kereta api.

"Gangguan itu sangat beresiko/membahayakan keselamatan pengguna jalan," jelas Kadishub DKI U Pristono dalam siaran pers, Sabtu (20/12/2013).

Pristono menjelaskan, Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta bersama Ditlantas Polda Metro Jaya akan melaksanakan pengaturan lalu lintas. Adapun pengaturan itu adalah sebagai berikut :

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Pemberlakukan sistem satu arah (SSA) pada ruas-ruas jalan :

a. Jl. Bintaro Permai Raya, dari arah Barat menuju Timur (segmen perlintasan rel KA Ulujami s.d. Jl. RC Veteran)

b. Jalan sejajar tol Jakarta – Tangerang (depan kampus Univ. Moestopo) dari arah Jl. RC Veteran menuju Jl. Bintaro Permai Raya

2. Dengan adanya pemberlakukan sistem satu arah (SSA) pada Jl. Bintaro Permai dan Jl. Sejajar Tol Jakarta – Tangerang tersebut, pengguna jalan yang ingin menuju Pondok Betung / Pondok Aren / Pesanggarahan / Ulujami yang selama ini dapat melalui Jl. Bintaro Permai diimbau melalui Jl. Kesehatan (via Tanah Kusir) atau melalui Jl. Ulujami Raya (via Cipulir) atau Jl. Moh. Saidi Raya (via Kostrad).

3. Untuk meningkatkan keselamatan pengguna jalan dan perjalanan KA, pada area di sekitar pintu perlintasan KA perlintasan rel KA Ulujami di Jl. Bintaro Permai Raya dan perlintasan KA di Jl. Bintaro Puspita (Perumahan Bumi Bintaro Permai) akan dilakukan pengecetan marka ‘Yellow Box’, dimana marka tersebut menunjukkan area aman yang harus bebas dari antrian kendaraan sewaktu KA melintas.

4. Pemberlakukan sistem satu arah (SSA) pada pada Jl. Bintaro Permai dan Jl. Sejajar Tol Jakarta – Tangerang tersebut akan mulai dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Desember 2013).

"Demikian informasi ini disampaikan dan dimohon kepada pengguna jalan dan operator angkutan umum agar dapat menyesuaikan dengan pengaturan yang diterapkan," tutup Pristono.

(ndr/trq)