4 PR Kasus di Polda Metro Jaya yang Belum Tuntas Tahun 2013

4 PR Kasus di Polda Metro Jaya yang Belum Tuntas Tahun 2013

- detikNews
Jumat, 20 Des 2013 12:57 WIB
4 PR Kasus di Polda Metro Jaya yang Belum Tuntas Tahun 2013
(Foto: dok detikcom)
Jakarta - Sepanjang tahun 2013, Jakarta dan sekitarnya yang berada di wilayah hukum Polda Metro Jaya diramaikan dengan sejumlah kejahatan. Mulai dari kejahatan konvensional hingga kejahatan terorganisir, ada di ibu kota ini.

Sebut saja contohnya, kasus pembunuhan, pencurian, hingga teror terhadap anggota kepolisian ikut mewarnai perjalanan tahun ini. Beberapa di antaranya menjadi kasus besar karena menyedot perhatian publik serta atensi kepolisian.

Dari sejumlah kasus kejahatan yang ada, anggota Polda Metro Jaya sudah membuktikan kehebatannya dalam pengungkapan kasus tersebut. Namun, ada juga kasus yang hingga saat ini pelakunya, belum berhasil ditangkap aparat kepolisian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, ada pula yang misteri kasusnya pun belum terpecahkan hingga saat ini karena memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Pelaku pun, menghilang tanpa jejak.

Kasus-kasus yang belum terpecahkan misterinya ini, menjadi PR anggota Polda Metro Jaya di tahun 2014 nanti. Apa sajakah itu? Berikut kasusnya yang dirangkum detikcom:

1. Penembakan Tito Kei

Tito Kei (paling kanan) semasa hidup (dok detikcom)
Tewasnya Tito Kei pada Jumat 31 Mei 2013 silam, sempat membuat geger publik. Betapa tidak, pria bernama lengkap Franciscus Refra ini yang akrab dengan dunia gelap premanisme itu mati dengan tidak wajar, yakni ditembak.

Saat itu, adik dari sang preman Jhon Kei itu sedang asyik main kartu gaplek di warung kopi milik Ratim alias Aki (70), yang berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya di Jalan Raya Titian Indah RT 03/011 Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi.

Tiba-tiba, Tito tumbang setelah sebutir peluru menembus pipi bawah mata kanan hingga ke bagian kepala belakang. Tidak hanya Tito, Aki juga ikut tertembak dan keduanya tersungkur bersimbah darah kala itu.

Kedua korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Ananda, Kota Bekasi sebagai upaya penyelamatan nyawanya. Namun sayang, nyawa keduanya tak terselamatkan.

Setelah 7 bulan berlalu, kasus tersebut seolah mengendap. Hingga akhir tahun ini, siapa pelaku penembakan Tito belum juga terungkap. Polisi belum bisa mendapatkan gambaran profil pelaku penembakan Tito. Sketsa wajah pelaku pun tidak ada.

Untuk motif pembunuhannya sendiri, banyak spekulasi yang muncul. Mulai dari dendam, hingga perselisihan antarkelompok. Namun, hal ini belum terungkap hingga saat ini.

2. Teror Penembakan Polisi

(Foto: dok detikcom)
Pada Juli hingga September 2013 lalu, teror penembakan dengan sasaran anggota Polri marak terjadi. Setidaknya ada 5 insiden dalam aksi teror tersebut.

Aksi penembakan pertama menimpa Aipda Patah Saktiyono. Patah ditembak oleh 2 orang pria misterius, saat melintas tepat di depan Sekolah Al-Path, Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu (27/7/2013) subuh lalu. Saat itu, Patah hendak melakukan apel pagi di kantornya di Polsek Gambir.

Anggota Polantas Gambir ini ditembak dari belakang oleh pelaku. Korban pun tersungkur, tepat di depan sebuah masjid yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi penembakan. Tembakan pelaku mengenai punggung korban dan tembus hingga ke dada kirinya. Beruntung korban bisa terselamatkan setelah dilarikan ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Saat ini, kondisi korban berangsur membaik.

Kemudian, peneror juga menembak Aiptu Dwiyatno di depan RS Sari Asih, Tangerang Selatan, pada Rabu (7/8/2013) subuh lalu. Saat itu, anggota Binmas Polsek Cilandak hendak mengisi kegiatan ceramah di Lebak bUlus, Jaksel.
Korban tertembak di bagian kepala oleh pelaku yang berboncengan menggunakan sebuah motor. Korban pun tewas seketika di lokasi kejadian.

Selanjutnya, rumah milik AKP Tulam di Perum Banjar Wijaya Blok B49 No 6 RT 02/07 Cluster Yunani, Kelurahan Cipete, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, pada Selasa (13/8/2013) ditembak oleh orang mistrerius. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Pelaku menembaki rumah korban dengan menggunakan senjata airgun. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, namun kaca-kaca di pintu rumah korban mengalami kerusakan akibat peristiwa ini. Belum diketahui pelaku, maupun motif penembakan terhadap anggota reserse Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya ini.

Kemudian, dua anggota polisi Aiptu Kus Hendratna dan Bripka Ahmad Maulana, juga tewas ditembak oleh 2 orang pria misterius di depan Masjid Bani Umar, Jalan Graha Raya Bintaro, Kelurahan Perigi Baru, Pondok Aren, Tangerang Selatan, pada Jumat (16/8/2013) lalu.

Peristiwa bermula ketika Aiptu Kus hendak melakukan pengamanan peringatan Hari Kemerdekaan RI, dipepet oleh 2 pelaku yang menggunakan motor Yamaha Mio. Korban kemudian ditembak di bagian kepala, tepatnya 500 meter sebelum Polsek Pondok Aren. Di saat bersamaan, Bripka Ahmad Maulana bersama 3 anggota lainnya melintas di lokasi, hendak melakukan apel di Polsek Pondok Aren, melihat kejadian penembakan Aiptu Kus tersebut. Keempat anggota yang menggunakan mobil Toyota Avanza warna hitam, kemudian mengejar pelaku penembakan tersebut dan langsung menabrak pelaku dari belakang.

Dua pelaku tersungkur setelah ditabrak anggota dari belakang. Sementara mobil yang ditumpangi anggota dan rekannya, terperosok ke got. Di saat itulah, dua pelaku langsung menghampiri mobil korban dan menembaki mobil korban, hingga terjadi baku tembak. Korban Bripka Ahmad Maulana tertembak di bagian kepala dan punggung dalam insiden itu. Ahmad Maulana tewas, sebelum dilarikan ke RS Polri. Sementara pelaku melarikan diri dengan merampas motor Honda Supra Fit B 6620 SFS, milik seorang sekuriti yang sedang melintas di lokasi.

Terakhir, Bripka Sukardi tewas dengan 4 luka tembak di bagian perut, dada, lengan kiri dan bahu. Ia tewas ditembak saat mengawal 6 unit truk dari Plumpang, Jakarta Utara ke Rasuna Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2013). Saat melintasi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, motor yang ditumpangi Sukardi dihadang 2 motor yang ditumpangi 3 pelaku. Dua pelaku turun dari motor, salah satunya mengarahkan senjata api ke Sukardi. Sukardi pun diberondong tembakan oleh pelaku hingga roboh. Sukardi dinaikkan pangkatnya menjadi Aipda setelah wafat.

Meski eksekutor dalam penembakan polisi belum tertangkap, namun Polda Metro Jaya dan jajarannya sudah berhasil mengidentifikasi dua pelaku penembakan yang terjadi di wilayah Pondok Aren, Tangerang Selatan, yakni Nurul Haq alias Jeck dan Hendi Albar. Polisi menyebut, dua pelaku masuk dalam jaringan teroris.

Kapolda Metro Jaya Irjen Putut Eko Bayuseno pun mengimbau jajarannya untuk meningkatkan kewaspadaan, menyusul insiden penembakan yang menewaskan 3 anggota polisi tersebut.

"Tingkatkan kewaspadaan dan pelayanan masyarakat harus berjalan sesuai dengan tugas-tugas rutin kita," ucap Putut kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (19/8/2013). Putut juga mengimbau jajarannya untuk tetap melakukan pelayanan, agar memberikan rasa aman terhadap masyarakat. Petugas di lapangan diminta untuk tetap mengenakan seragam dan atribut kepolisian saat bertugas.

3. Pencurian Artefak Museum Gajah

(Foto: dok detikcom)
Pada medio September 2013 lalu, 4 Benda koleksi langka yang hilang di Museum Gajah peninggalan Mataram kuno dilaporkan hilang. 4 Koleksi itu terdiri dari benda lempeng Bulan Sabit Beraksara, lempengan Harihara, lempengan Naga, dan wadah bertutup (Cepuk).

Benda yang hilang dicuri dari koleksi emas di lantai dua. Pihak museum mengaku sudah menyebarkan pengumuman kehilangan benda-benda itu ke balai lelang, museum, dan sejumlah kolektor.

Polisi yang melakukan penyelidikan sejak hilangnya artefak itu, belum bisa menemukan di mana keberadaan benda kuno itu. Polisi sendiri sebelumnya telah mencurigai sejumlah orang dalam di museum dalan kasus langka itu. Namun, hingga menjelang akhir tahun ini, pihak kepolisian belum bisa menentukan siapa pelaku pencurian tersebut.

4. Teror Granat di Rumah Pengusaha

(Foto: dok detikcom)
Sebuah ledakan terdengar di rumah pengusaha Pola Winson (48), di Perumahan Tamansari, Bali View, Jalan Kintamani Blok C1 No 18 Pisangan, Ciputat Timur, Tangsel, Jumat 27 September 2013 dini hari lalu. Rumah Direktur PT Kertas Nusantara itu dilempar granat.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Ledakan mengakibatkan pecahnya pintu depan bagian bawah dan kaca depan jendela dan eternit rumah pecah kecil.

Ledakan itu bertepatan dengan hari ulang tahun Winston yang ke-48, ketika Winson baru saja pulang dan beristirahat di rumahnya itu. Menjelang pukul 03.30 WIB, Winson terbangun dan mendengar suara lemparan di dekat pintu rumahnya. Sesaat kemudian terdengar bunyi ledakan yang mengakibatkan kaca rumahnya pecah.

Dari hasil penyelidikan, polisi menduga bahwa aksi teror itu dilatarbelakangi masalah dendam pribadi. Hingga saat ini, polisi belum berhasil menangkap pelakunya.
Halaman 2 dari 5
(mei/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads