Mereka melambaikan tangan ke setiap pengendara yang melintas. Kepada pengendara yang berhenti para penjaja cinta alias 'duren Parung' merayu agar mereka mau diajak ke warung-warung . Warung-warung tersebut terletak di dalam gang-gang perkampungan.
Target pelanggan para PSK ini adalah para pengendara yang melintas, baik pengguna sepeda motor maupun pengemudi truk. Dalam aksinya, para wanita ini menggaet para pria hidung belang dan membawanya ke warung remang-remang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Masih minum-minum saja, entar itu langsung ditembak harga tinggi, bisa Rp 500 ribu untuk dua botol bir. Itu belum ‘main’,” kata Aan Syahputra (bukan nama sebenarnya), seorang warga Parung kepada detikcom, Selasa (17/12) kemarin.
Menurut dia praktik prostitusi warung remang remang sudah ada sejak tahun 1990-an. Namun sejak 2003 jumlah wanita penjaja seks komersial maupun warung remang-remang mulai menurun. “Sebelum tahun 2003 PSK dan warung remang-remang lebih ramai,” kata Aan.
Meski praktik prostitusi di Parung berlangsung secara terang-terangan, sejumlah warga menyebut sangat jarang dilakukan penertiban. Para wanita yang berusia kisaran mulai usia di atas 20 hingga 40 tahun ini tetap bebas beroperasi.
Razia justru dilakukan oleh organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam (FPI) setiap menjelang bulan Ramadan.
“Jarang banget ada razia, paling razia waktu pelebaran jalan doang. Kalau FPI tiap mau puasa pasti razia, warung-warungnya dirobohkan,” kata Aan.
Seorang pemilik warung rokok pinggir jalan di kawasan tersebut juga mengatakan hal yang sama. Sangat jarang ada penertiban dari pihak yang berwenang, hanya ormas FPI yang melakukan razia pada saat menjelang Ramadhan.
“Razia petugas paling waktu pas pelebaran jalan saja,” ujar pria yang tidak mau menyebutkan namanya ini.
Front Pembela Islam siap membantu memberantas kegiatan prostitusi di Parung, Bogor yang selama ini belum ditertibkan. FPI juga bersedia menampung serta membimbing masyarakat dan pekerja seks komersial yang sudah terlanjur masuk dunia prostitusi.
Humas Lembaga Dakwah Dewan Pengurus Pusat FPI Ustadz Novel Bamu'min mengatakan pihaknya siap berkoordinasi dengan pengurus FPI wilayah Bogor untuk melakukan upaya penertiban. Tapi, upaya ini tentunya FPI perlu berkoordinasi dengan pihak yang berwenang dan tokoh masyarakat setempat.
"Kami siap perangi, bantu berantas di Parung kalau diminta. Kami juga siap bantu bimbing PSK-PSK sama onum masyarakat soal agama," kata Novel saat dihubungi detikcom, pagi tadi.
(erd/erd)