Hal ini disampaikan oleh Mendikbud saat melepas 178 calon dosen yang merupakan peserta beasiswa unggulan Dikti.
"Kita itu sebenarnya kekurangan stok orang-orang yang memenuhi syarat secara akademik untuk bisa menjadi dosen. Padahal kebutuhan untuk menjadi dosen tidak bisa ditunda-tunda," kata Mendikbud M Nuh dalam sambutannya di Gedung Dikti, Kantor Kemendikbud, Jl. Jenderal Sudirman, Rabu (18/12/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh sebab itu, kita persiapkan dengan baik kapasitas perguruan tingginya termasuk keberadaan para dosen," tambah mantan rektor ITS ini.
Dalam acara ini, Nuh mengingatkan para calon dosen bahwa tugas mereka bukan hanya proses pengajaran, tapi juga bertanggung jawab atas penelitian dan pengabdian masyarakat. Ketiganya disebut sebagai Tridharma Perguruan Tinggi.
"Pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat itu tidak boleh dipisahkan. Karena berada di dalam 3 dimensi itu, tugas dosen jauh lebih berat. Tantangan Anda sangat besar," jelasnya.
Dikti pertama kali meluncurkan program beasiswa unggulan calon dosen pada tahun 2011. Hingga saat ini, sudah ada 2 gelombang calon dosen yang dikirim ke perguruan tinggi negeri maupun swasta di seluruh Indonesia.
"Hari ini ada 178 calon dosen yang terdistribusi ke 69 perguruan tinggi negeri maupun swasta, antara lain ke Universitas Jambi, Universitas Timor, Universitas Mercu Buana, dan banyak lagi," kata Dirjen Dikti, Djoko Santoso, yang ditemui di lokasi yang sama.
(gah/gah)