Hobi dan aktivitas Rafi memang tidak seperti anak laki-laki biasanya. Seperti aktivitas yang terekam saat detikcom berkunjung ke kediaman Rafi di Jatiwaringin, Bekasi, Selasa (17/12) kemarin.
Sepulangnya dari sekolah, Rafi memilih duduk di kursi sambil melihat-lihat mode baju dari majalah. Rafi tampak asyik membuka halaman demi halaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat bekerja, tangan Rafi begitu lihai dalam meramu warna serta melipat kain. Sesekali Rafi memang seperti kebingungan dengan apa yang hendak dibuat. Tapi toh hasilnya sangat menarik.
Ibunda Rafi, Shinta Ayu Handayani mengatakan, kecintaan putra sulungnya itu pada desain memang sangat besar. Jika mendapat ide, Rafi bisa langsung mencorat-coret untuk menciptakan desain baju dan tak peduli dengan lingkungan sekitar.
"Kalau misalnya kita ngopi ke mal, dia bisa asyik sendiri bikin desain," tutur Shinta.
Tapi hobi yang tidak biasa ini juga mendatangkan cibiran untuk Rafi. Beberapa kawan Shinta meminta agar Rafi dijauhkan dengan dunia yang identik dengan gerakan lemah gemulai itu.
"Mba Shinta, kok anak laki diajarin maenan wedok (perempuan) toh," kata Shinta menirukan pernyataan beberapa kawannya.
Namun Shinta tidak mempedulikannya. Kebahagian Rafi dalam mengerjakan sesuatu, jadi hal penting bagi Shinta. Pasalnya Rafi sejak lahir sejatinya sudah hidup dalam banyak keterbatasan. Rafi adalah seorang tuna rungu. Belum lagi penyakit yang datang silih berganti hingga di usianya ke-9.
"Dunia putra saya sudah terbatas, saya nggak mau batasi lagi. Lagipula Rafi sudah besar dan tahu pakem-pakemnya," tegasnya.
(mok/fjr)