"Keputusan Kapolri meninggalkan mobil dinasnya yang lebih mewah harus diapresiasi, karena dia ingin menunjukkan kesederhanaan," kata anggota Komisi III dari Fraksi Gerindra Martin Hutabarat saat berbincang, Rabu (18/12/2013).
Menurut Martin, kesederhanaan yang ingin ditampilkan Kapolri bisa berimbas baik pada jajaran di bawahnya. Kesederhanaan Kapolri diharapkan bisa menular pada para petinggi Polri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih jauh lagi, Martin menilai sikap Kapolri tak hanya bisa dicontoh oleh para pejabat Polri. Sikap sederhana juga harus bisa diikuti oleh pejabat tinggi negara yang lain.
"Pejabat tinggi negara lainnya, menteri-menteri, bisa mencontoh sikap Kapolri ini," tutup Martin.
Sebelumnya dalam rapat kerja Komisi III dengan Kapolri pada 16 Desember lalu, sejumlah anggota Komisi III mengkritisi Kapolri yang memilih mobil sederhana.
"Masalah Kijang (Innova) kalau ini kesadaran pribadi jangan dijadikan kewajiban buat yang lain. Biarlah yang lain pakai fasilitas yang menjadi hak mereka. Jangan sampai jadinya semua diwajibkan pakai Innova," ujar anggota Komisi III dari F-PPP Ahmad Yani saat raker Komisi III dengan Kapolri di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (16/12/2013).
Selain itu anggota Komisi III dari F-PD Salim Mengga bahkan menganggap sikap Kapolri tersebut tidak penting. Ia menganggapnya ini sebagai pencitraan saja.
"Soal Kapolri berkijang itu tidak penting. Kesederhanaan itu tidak ditunjukan hanya karena kita pakai Kijang," ucap Salim.
Sementara itu anggota Komisi III dari F-Golkar Bambang Soesatyo meminta Kapolri juga memanfaatkan mobil dinas. "Jangan sampai mobil-mobil negara ini menjadi besi tua karena didiamkan saja," ujarnya.
(trq/van)