Selama setahun memimpin, Jokowi dan Ahok sama-sama jumpalitan menyelesaikan problematika di Jakarta. Mereka terus berupaya merealisasikan janj-janjinya. Nama keduanya juga dilirik menjadi capres potensial di Pilpres 2014.
Jokowi punya pendapat sendiri tentang figur Ahok. Ia menilai rekannya sangat layak menjadi pemimpin bertaraf nasional. Ahok, kata Jokowi, juga jempolan dalam bekerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Layak Maju Capres
|
"Sangat layak Pak Ahok maju capres," kata Jokowi di Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (16/12/2013).
Jokowi tak mempermasalahkan nama wakilnya ini muncul dalam bursa pencapresan. Ia berdalih setiap orang berhak untuk dicalonkan.
"Hak memilih, hak dipilih kok, kan boleh," sambung mantan Walikota Solo ini.
Lalu apakah ia akan memberikan dukungannya pada Ahok jika betul-betul dicalonkan? "Kalau itu saya nggak mau komentar, hehehe," ujarnya singkat.
2. Dua Jempol Jadi Pemimpin
|
"Pak Ahok layak (jadi pemimpin tingkat nasional), layak, pokoknya layak," sebut Jokowi seraya mengacungkan kedua ibu jarinya usai malam penganugerahan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) di Graha Niaga, Jl Sudirman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (31/10/2013) lalu.
Pada malam tersebut, Wagub Ahok menerima penghargaan sebagai tokoh yang aktif melawan korupsi. Sementara itu Jokowi telah menerima penghargaan yang sama pada tahun 2010 silam.
"Pak Ahok orangnya tegas, bersih. Terbukti kan ini beliau dapat penghargaan ini nih, dan Pak Ahok orangnya berani," ujarnya.
Menanggapi penilaian pasangan duetnya tersebut, Ahok juga mengapresiasi Jokowi. Ia kemudian berkelakar andaikan dirinya juga dicapreskan.
"Bagus dong kalau Pak Jokowi bilang saya begitu, cuma gimana mau nyapres orang saya saja nggak punya partai? Lagian juga kalau nyapres saya lihat-lihat juga kalau Pak Jokowi maju ya saya enggak. Udah pasti kalah sayanya, hahaha," jawab Ahok saat diwawancara terpisah.
Menurutnya lebih baik jika Jokowi benar dicapreskan maka tidak berduet dengannya. Ia berpendapat bahwa setidaknya ada salah satu antara Jokowi maupun Ahok yang harus membangun DKI Jakarta hingga tuntas.
"Nanti dimarahin sama orang Jakarta kalau dua-duanya maju, kan biar enak tuh yang satu di Merdeka Utara (Istana Negara) nah yang satu lagi di Merdeka Selatan (Balai Kota), itu baru tuh bisa membangun," tandasnya.
3. Insting Lebih Baik
|
Jokowi mengatakan, salah satu perbedaan sikap antara mereka yaitu dalam cara mengganti pejabat seperti kepala dinas. Menurutnya, Ahok merupakan tipikal orang yang tegas dan balk-blakan sebelum mencopot anak buahnya.
"Saya ini beda sama Pak Ahok. Pak Ahok tuh kalau besok ada pejabat yang mau dicopot hari ini dimarah-marahin, bla..bla..bla..," ujar Jokowi saat menjadi pembicara dalam dialog di Kampus Widuri STISIP, Palmerah, Jakarta, Jumat, (27/9/2013).
Sedangkan dirinya, lanjut Jokowi, tidak mau marah-marah sebelum mencopot anak buahnya. "Kalau saya nggak perlu dimarahin, tapi besok, tahu-tahu hilang aja. Gitu saja," kata Jokowi.
Halaman 2 dari 4