Perilaku Pengendara, dari Terobos hingga 'Ngetem' di Perlintasan KA

Ironi Perlintasan Kereta Api

Perilaku Pengendara, dari Terobos hingga 'Ngetem' di Perlintasan KA

- detikNews
Jumat, 13 Des 2013 14:51 WIB
Akibat ingin menerobos perlintasan kereta api Karet Bivak, mobil ini terkena palang pintu pada kap atasnya. (Foto Cahyo Wibowo)
Jakarta - Palang pintu perlintasan rel kereta api Duren Kalibata baru saja dibuka Kamis (12/12) sekitar pukul 16:50. Kereta api commuter line melaju ke arah stasiun Tebet Jakarta Selatan. Dua lajur jalan di kawasan tersebut penuh sesak kendaraan.

Mulai dari kendaraan pribadi, angkutan kota, kopaja, maupun bajaj seketika berebut seolah beradu cepat ketika palang pintu perlintasan rel kereta api dibuka. Kemacetan terjadi di dua lajur jalan.

Sebab sejumlah angkutan kota (angkot) tidak langsung melanjutkan perjalanannya. Tapi berhenti atau ngetem di rel kereta api yang berada di depan Apartemen Kalibata tersebut. Setidaknya terdapat 4 angkot yang ngetem di sisi rel kereta api.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan terkadang salah satu badan angkot bagian belakang yang berhenti masih mengenai rel kereta api. Tidak hanya angkot, bajaj dan taksi juga melakukan hal yang sama meskipun tidak sebanyak jumlah angkot yang ngetem.





Wal hasil, suasana riuh tak terelakkan, klakson kendaraan yang di belakang angkot terus berbunyi, namun sang sopir tampak tak menghiraukan.

Kemacetan tak terelakkan di rel kereta api yang terletak di bawah flyover tersebut. Apalagi pada sore itu tak ada petugas kepolisian yang tampak mengatur lalu lintas. Hujan berangsur reda dan kemacetan kian meraja lela.

Solihin (33 tahun) salah satu pedagang di kawasan tersebut mengatakan bahwa angkot dan angkutan umum lainnya memang kerap ngetem di wilayah itu. Hal itu terjadi setiap hari apalagi pada pagi dan sore hari saat jam berangkat dan pulang kerja.

Kendati kondisi kemacetan demikian padat dan kacau, lanjut Solihin, petugas kepolisian tidak selalu ada di lokasi guna mengatur kelancaran lalu lintas.

"(Polisi) gak nentu, kadang ada kadang gak. Disini kereta cepet, 5 sampai 10 menit juga udah lewat lagi," ucapnya kepada detikcom Kamis kemarin.

Selain itu, warga setempat juga tampak cuek dan tidak ada yang menegur angkutan kota yang kerap ngetem dan menghasilkan kemacetan.

"Gak ada warga yang negur (ngetem), saling klakson - klansonan aja, yang di belakang klakson panjang, gitu," ucapnya.

Solihin mengisahkan, di perlintasan rel kereta api Duren Kalibata sudah pernah terjadi kecekaan kereta api yang diakibatkan kemacetan pada beberapa tahun lalu. Saat itu, sebuah kopaja berpenumpang tertabrak kereta api yang melintas dan terseret hingga sepanjang sekitar 500 meter.

Kecelakaan tersebut bermula saat kopaja hendak menerobos rel kereta, namun akibat kemacetan dan angkutan kota banyak yang ngetem, membuat kopaja tidak dapat bergerak dan tertahan di rel kereta hingga kemudian tertabrak dan terseret jauh. "Ada yang tewas tapi saya lupa berapa orang," kata pria asal Jawa Tengah ini.

Tidak hanya kecelakaan kopaja tertabrak, di perlintasan rel kereta api Duren Kalibata pada tahun ini juga telah dua kali terjadi peristiwa yang memakan korban jiwa. Satu pejalan kaki tewas tertabrak kereta.


Ada juga seorang pria keturunan India yang melakukan aksi bunuh diri usai menggorok leher teman wanitanya yang tinggal di Apartemen Kalibata. "Kejadiannya sebelum kasus Holy itu," kata dia.

Sementara itu, salah satu sopir angkutan umum yang ngetem di wilayah tersebut beralasan bahwa ia hanya sebentar ngetem di lajur itu sembari menunggu calon penumpang.

"Cuma sebentar kok (ngetem), nunggu penumpang," ujar sopir yang tak mau menyebutkan namanya namanya tersebut.

Ia tidak menampik bahwa ngetem di kawasan tersebut tersebut dapat menyebabkan bahaya kecelakaan kereta api. Namun menurutnya yang lebih berbahaya adalah menerobos rel kereta meski suara sirene sudah menyala dan palang pintu berangsur turun.

"Yang bahaya itu kalau nerobos, padahal sirine udah bunyi," ujarnya sembari melanjutkan trayeknya.


(erd/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads