"Kita selama ini nggak pernah percaya lembaga survei yang sebenarnya punya kepentingan membangun opini publik. Jadi bagi kami bukan hal yang serius soal survei-survei itu," kata Yusril Ihza Mahendra kepada detikcom, Jumat (13/12/2013).
Yusril yang juga capres PBB, menilai lembaga survei bukannya meramal perilaku pemilih atau tren politik, justru membangun legitimasi Pemilu 2014 mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lembaga survei itu menyesatkan pikiran banyak orang dan penggiringan opini hasil Pemilu," imbuh ahli hukum tata negara itu.
Karenanya bagi Yusril, yang terpenting adalah mesin partai terus bekerja dan fokus pada pemenangan Pemilu 2014.
"Bekerja normal saja cabang-cabang, caleg bekerja. Soal mereka luput dari media itu soal lain dan itu tidak pernah berhenti kegiatan dan yang penting bagi kami Pemilu jujur dan adil," ucapnya.
Berikut data elektabilitas partai berdasarkan rilis hasil survei SSS sepanjang tahun 2013, sesuai nomor urut di Pemilu 2014:
1. Nasdem: 3,41 persen, tidak lolos Parliamentary Threshold
2. PKB: 4,18 persen, lolos Parliamentary Threshold
3. PKS: 3,15 persen, tidak lolos Parliamentary Threshold
4. PDIP: 17,40 persen, lolos Parliamentary Threshold
5. Golkar: 17,01 persen, lolos Parliamentary Threshold
6. Gerindra: 10,51 persen, lolos Parliamentary Threshold
7. Demokrat: 8,30 persen, lolos Parliamentary Threshold
8. PAN: 2,54 persen, tidak lolos Parliamentary Threshold
9. PPP: 3,65 persen, lolos Parliamentary Threshold
10. Hanura: 3,16 persen, tidak lolos Parliamentary Threshold
11. PBB: 0,87 persen, tidak lolos Parliamentary Threshold
12. PKPI: 0,29 persen, tidak lolos Parliamentary Threshold
(bal/van)