Fikri mengembuskan nafas terakhir saat mengikuti Ospek yang dikemas dalam Kemah Bakti Desa di Pantai Goa Cina, Dusun Rowotratih, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten, Malang, Sabtu, 12 Oktober 2013 lalu. Acara itu diikuti 114 mahasiswa baru.
Berdasarkan informasi di kepolisian, saat kejadian, teman-teman kebingungan membawa Fikri ke Puskesmas Sumbermanjing Wetan. Oleh bidan setempat, Fikri dinyatakan sudah meninggal. Dengan menggunakan ambulans, jasad Fikri dibawa ke RS Bokor Turen, lalu ke RS Syaiful Anwar untuk divisum. Ditegaskan, Fikri telah tak bernyawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demo
|
Selain demo, sekelompok mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Anti Kekerasan (AMAK) akan mengadukan kasus tersebut ke Polres Malang, Selasa (10/12/2013). Mulailah terkuak sedikit demi sedikit cerita di balik kematian mahasiswa baru tersebut. Namun karena keluarga enggan makam Fikri dibongkar untuk visum, sejauh ini penyelidikan hanya memfokuskan pada keterangan saksi-saksi.
Beredar Foto
|
Panitia membantah foto-foto itu. Mereka mengakui kekerasan selama kegiatan hanya berupa push up dan jalan jongkok. Itu pun hanya untuk mahasiswa yang melanggar peraturan.
Kepada polisi, panitia menjelaskan Fikri meninggal setelah jatuh pingsan di jalan saat menuju hutan mangrove. Bukan karena hukuman atau kekerasan fisik selama kegiatan.
Video Kekerasan
|
"Meski demikian tim penyidik akan tetap memeriksa video tersebut mengaitkan kematian almarhum dan kekerasan dalam proses ospek di universitas tersebut," jelas Boy Rafli kepada wartawan di Mabes Polri Jalan Trunojoyo.
Terhadap kasus ini, Rektor ITN Suparno Djiwo memecat Kepala Jurusan Planologi Ibnu Sasongko dan Sekretaris Jurusan Arief Setiyawan, Kamis (12/12/2013). Keduanya dianggap lalai melakukan pemantauan.
Meski tak mengakui ada kekerasan sebagaimana tudingan pihak luar, Rektor Suparno mengambil kebijakan menghapus ospek. Sebagai gantinya, akan digelar pendidikan karakter di dalam kampus.
Halaman 2 dari 4