Pelaporan oleh Komnas Perempuan kepada Badan Kehormatan (BK) DPR RI itu sudah dilakukan sejak bulan Juli 2013, tak lama usai agenda fit and proper test itu. Komnas Perempuan meminta BK menindak tegas pimpinan dan anggota Komisi I yang diduga 'genit' itu.
Komisioner KPI Agatha Lily yang dianggap dilecehkan itu sudah angkat bicara. Dirinya mengaku tidak ada hal yang salah saat agenda fit and proper test dengan Komisi I saat itu. Pun dengan pimpinan dan anggota Komisi I yang berpendapat sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut adalah empat fakta menarik dari pelaporan Komnas Perempuan kepada BK terkait dugaan pelecehan yang dilakukan anggota Komisi I DPR RI yang dirangkum detikcom, Jumat (13/12/2013).
Agatha Lily Merasa Tidak Dilecehkan Anggota DPR
|
"Saya tidak menilai hal itu sebagai sebuah pelecehan," ujar Agatha Lily saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (11/12/2013) malam.
Agatha mengaku terkejut dengan aduan Komnas Perempuan kepada Badan Kehormatan (BK) DPR. Lulusan pascasarjana UI ini mengaku lupa dengan detil pertanyaan candaan yang dilontarkan sejumlah anggota dewan."Di luar itu hanya bercandaan," jawab Agatha.
"Tapi saya menghargai Komnas Perempuan. Saya juga sebagai wanita akan bereaksi duluan jika ada pertanyaan yang melecehkan saya," tambahnya.
Terkait pertanyaan anggota DPR yang meminta nomer telepon, Agatha juga menganggap hal itu bukan sebagai bentuk pelecehan.
"Intinya saya tidak dilecehkan," tegasnya.
Komnas Perempuan Ngotot Laporkan Anggota DPR ke BK
|
"Ini sebenarnya akumulatif dari beberapa kasus pelecehan yang terjadi di DPR. Pertanyaan yang sifatnya tidak proporsional dan mengganggu konsentrasi seseorang kerap dilontarkan dalam rapat," kata Yuniyanti Chuzaifah, Ketua Komnas Perempuan, di sela-sela acara Sidang HAM III di gedung Perpustakaan Nasional, Jalan Salembaya Raya, Jakarta Pusat (12/12/2013).
Ia memaparkan jika pada tahun 2001, Komnas Perempuan menerima aduan saat proses fit and proper test calon Ombudsman. Selain itu permasalahan yang sama juga terjadi pada tahun 2007 saat seleksi ketua Komnas Perempuan.
"2001 seleksi Ombudsman, salah satu calon ditanya 'berapa lama dia ke salon', sampai dia marah dan akhirnya tidak lolos, tahun 2007 juga terjadi waktu seleksi ketua Komnas HAM. Siapa bilang itu ringan?" Ungkapnya.
Ia memandang ramainya persoalan ini menjelang 2014 harus bisa dilihat sisi positifinya oleh masyarakat. Sudah saatnya masyarakat memilih wakil rakyatnya dengan cerdas agar masalah yang sama tidak terjadi.
"Ini jangan dilihat sebagai individu tapi sebagai calon dari institusi resmi. Kita mau bangun pemahaman masyarakat yang lebih baik. Sehingga anggota DPR akan lebih berhati-hati dalam melontarkan kalimat atau guyonan. Sudah 12 tahun nggak ada refomasi di DPR sejak kasus 2001," pungkasnya.
Pimpinan Komisi I DPR RI Anggap Kasus Sudah Selesai
|
"Saya memang tidak ada pelecehan, kalau soal kinerja fit and proper test kurang saya akan perbaiki. Insya Allah akan lebih fokus," ucap wakil ketua komisi I Tb Hasanuddin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2013).
Menurut Tb, laporan Komnas Perempuan ke BK DPR bukan karena dugaan pelecehan, tapi permintaan agar fit and proper tes di DPR lebih fokus lagi.
"Saya tanya kepada ibu Lily apakah anda merasa ada pelecehan, dia tidak merasa karena ibu Lily sudah 6 tahun sebagai tenaga ahli di KPI sehingga sudah kenal komisi I. Becanda itu sebagai teman, kalau orang lain mungkin beda," paparnya.
Lebih jauh Tb Hasanuddin yang merupakan mantan Sesmil, mengaku sudah mengetahui orang yang melapor ke Komnas Perempuan.
"Saya sebagai orang intel tahu persis siapa, kita urus nanti saja. Menurut saya sudah selesai," ucapnya.
Sebelumnya, Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Agatha Lily akhirnya angkat bicara dan menyatakan tak merasa dilecehkan anggota komisi I saat uji kepatutan dan kelayakan bulan Juli 2013.
Agatha menyebut beberapa pertanyaan dari anggota DPR hanya candaan. "Saya tidak menilai hal itu sebagai sebuah pelecehan," ujar Agatha Lily saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (11/12).
Agatha justru mengaku terkejut dengan aduan Komnas Perempuan kepada BK DPR. Lulusan pascasarjana UI ini mengaku lupa dengan detil pertanyaan candaan yang dilontarkan sejumlah anggota dewan."Di luar itu hanya bercandaan," kata Agatha.
DPR Duga Laporan Komnas Perempuan dari Calon Komisioner yang Gagal
|
"Saya sudah telusuri masalah ini dan ini masih berkaitan dengan protes beberapa pihak terhadap proses fit and proper test calon komisioner KPI," kata Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, kepada detikcom, Kamis (12/12/2013).
Menurut Mahfudz, ada pihak yang tidak puas dengan hasil uji kelayakan itu. Sekarang melempar isu panas untuk merendahkan martabat DPR.
"Usahanya dengan melempar isu pertanyaan genit," katanya.
Mahfudz mengaku hal ini merugikan Komisi I DPR karena dianggap genit. Pun demikian Agatha Lily yang sudah menjelaskan tak merasa dilecehkan.
Halaman 2 dari 5