Curhat Mbah Slamet 'Bintaro': Istri Direbut Teman Hingga Teror Pembunuhan

Curhat Mbah Slamet 'Bintaro': Istri Direbut Teman Hingga Teror Pembunuhan

- detikNews
Kamis, 12 Des 2013 13:40 WIB
Purworejo - Penjara bukan satu-satunya hukuman yang dijalani Slamet Suradio (74). Masinis yang mengendalikan kereta KA 225 saat Tragedi Bintaro I itu juga menghadapi 'sanksi' lain di lingkungannya.

Menurut Slamet, saat menjalani hukuman lima tahun penjara, ada kabar tak sedap dari istrinya bernama Kasmi. Ternyata, sang istri menikah lagi dengan salah seorang teman Slamet di perkeretaapian.

"Dia dikawin teman saya dan punya anak, habis itu nggak pernah jenguk lagi," terang Slamet saat ditemui di kediamannya di Dusun Krajan Kidul, Desa Gintungan, Kecamatan Gebang, Purworejo, Jateng, Kamis (12/12/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepanjang hidupnya, Slamet sudah menikah tiga kali. Pernikahan pertamanya dikaruniai lima orang anak, namun istrinya kemudian meninggal. Salah satu anaknya juga ada yang meninggal dunia. Setelah itu, pria asli Purworejo ini menikah lagi dengan Kasmi. Namun karena Kasmi memilih lelaki lain, Slamet akhirnya menikahi seorang buruh tani di kampung dan memiliki tiga orang anak hingga kini.

Pria paruh baya ini juga cerita soal masa-masa sulit hidupnya usai Tragedi Bintaro I. Selama menjalani perawatan di rumah sakit karena luka-luka, ada beberapa orang yang menerornya. Mereka bahkan ada yang sempat mengancam akan membunuh Slamet karena sudah membuat ratusan orang meninggal dunia.

"Padahal saya hanya ngikutin semua instruksi di stasiun saja," ucapnya.

Tekanan juga dia rasakan saat pemeriksaan polisi ketika jadi tersangka. Sempat ada beberapa aparat yang memaksanya untuk mengakui perbuatan. Bahkan dengan nada ancaman dan todongan senjata.

Keluh kesah Slamet juga sampai ke urusan pensiun. Dia kecewa karena setelah keluar penjara, penjual rokok ini tak bisa lagi mendapat dana tunjangan hari tua. Semua diputus hingga akhirnya dia harus mengais rezeki di kampung, sehari demi sehari.

Meski begitu, Slamet tak dendam pada pihak-pihak yang sudah memperlakukannya tak adil. Dia bahkan mendoakan agar para kru PT KAI yang menjadi korban kecelakaan melawan truk tangki di Bintaro mendapat santunan setimpal.

"Mudah-mudahan PT KAI memperhatikan keluarganya untuk mendapat pensiun, jangan seperti saya yang nggak mendapat pensiun," harapnya.




(mad/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads