Mengenang Kembali Tragedi Bintaro I

Mengenang Kembali Tragedi Bintaro I

- detikNews
Rabu, 11 Des 2013 12:21 WIB
 Mengenang Kembali Tragedi Bintaro I
Film Tragedi Bintaro
Jakarta - Kecelakaan kereta api dan truk tangki Pertamina di perlintasan Pondok Betung, Bintaro, Jaksel, berlokasi tak jauh dari tragedi Bintaro I yang merenggut 156 nyawa. Cerita soal peristiwa memilukan itu pun kembali teringat.

Tragedi itu terjadi tanggal 19 Oktober 1987 antara dua kereta api KK 225 dan KK 220 yang datang dari berlawanan arah. Lokasi kecelakaan berada di antara stasiun Pondok Ranji dan pemakaman Tanah Kusir, dekat SMUN 86 Bintaro. Jaraknya 200 meter setelah perlintasan Pondok Betung, tempat tragedi Bintaro kedua terjadi.

Untuk mengenang kembali tragedi Bintaro I, ini cerita lengkapnya:

Kronologi

Film Tragedi Bintaro
Pada Senin 19 Oktober 1987, kereta api yang berangkat dari Rangkasbitung tabrakan dengan kereta yang datang dari Tanah Abang. Keduanya 'adu banteng' di antara Stasiun Pondok Ranji dan pemakaman Tanah Kusir, dekat SMUN 86 Bintaro. Lokasinya berada di tikungan 'S' Β± Km 18.75.

KK 225 yang berangkat dari stasiun Sudimara bertabrakan dengan KK 220 Patas yang datang dari stasiun Kebayoran. KA 225 berjalan dengan kecepatan 25km/jam karena baru melewati perlintasan, sedangkan KA 220 berjalan dengan kecepatan 30km/jam.

Dua kereta itu berisi banyak penumpang. Bahkan ada yang berdiri di bagian luar kereta. Kedua kereta hancur, terguling dan ringsek. Posisi kereta bertumbukan 'saling memakan'. Dua lokomotif rusak berat.

Korban

Film Tragedi Bintaro
Jumlah korban jiwa dalam tragedi itu adalah 156 orang. Ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Dalam catatan medis kala itu, 70 orang dilaporkan meninggal dunia di tempat kejadian, sebagian lagi tewas dalam perjalanan dan setelah berada di rumah sakit.

Penyebab Kecelakaan

Film Tragedi Bintaro
Berdasarkan hasil penyelidikan usai kecelakaan, diketahui sejumlah fakta-fakta soal tragedi tersebut. Semua berawal dari komunikasi dan koordinasi antar stasiun yang kurang maksimal.

Kesalahan berawal dari Stasiun Serpong yang memberangkatkan KA 225 ke Stasiun Sudimara tanpa mengecek kepenuhan jalur di Sudimara. Di Sudimara, semua jalur sudah penuh.

Lalu, setibanya di Stasiun Sudimara, kepala stasiun memerintahkan juru langsir untuk melangsir KA 225 masuk ke jalur 3. Namun masinis tidak dapat melihat semboyan, kemudian dia bertanya pada penumpang "berangkat?" kata penumpang "berangkat!". Sang masinis pun melaju.

Juru langsir kaget dan sempat mengejar kereta hingga naik ke gerbong belakang. Beberapa ada yang mengejar kereta naik sepeda motor. Namun tak berhasil. Semboyan gentar darurat sempat dinyalakan untuk penjaga perlintasan Pondok Betung, tapi kereta tetap melaju.

Sementara KA 220 dari Kebayoran juga diberangkatkan. Masing-masing memiliki kecepataan 25 km/jam dan 30 km/jam. Tabrakan pun tak terhindarkan.

Hukuman

Film Tragedi Bintaro
Akibat kejadian ini, masinis KA 225 Slamet Suradio diganjar 5 tahun bui. Ia juga harus kehilangan pekerjaan dan uang pensiun. Akhirnya ia memilih pulang ke kampung dan menjadi petani. Kabar terakhir, dia kini berjualan rokok. Padahal sebelumnya dia sudah bekerja 20 tahun.

Lalu, kondektur KA 225 Adung Syafei mendapat hukuman penjara 2,5 tahun. Sementara Umrihadi, PPKA Kebayoran Lama dipenjara 10 bulan.

Perubahan

Film Tragedi Bintaro
Setelah insiden ini, semua media massa menyoroti perkeretaapian Indonesia. Termasuk dari pihak luar negeri. Lagu-lagu diciptakan untuk mengenang para korban.

Hingga akhirnya dibangunlah jalur ganda antara stasiun Tanah Abang hingga Serpong untuk menghindari benturan adu banteng. Pembangunan baru terlaksana tahun 2007.

Untuk kelancaran komunikasi, pihak PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api, kini PT KAI, red) kemudian melakukan instalasi dan perluasan sistem radio.
Halaman 7 dari 6
(mad/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads