"Bangsa ini tidak bisa dibangun dengan visi yang terpotong-potong pada 2 periodisasi kepemimpinan Presiden. Karena itulah harus ada haluan negara yang setingkat dengan konsepsi 'Pembangunan Semesta dan Berencana' sebagaimana pernah dirintis oleh Bung Karno," kata Hasto dalam perbincangan kepada detikcom, Selasa (10/12/2013).
Menurutnya pada saat memiliki GBHN, Indonesia terus mewarnai kepemimpinan dunia. Misalnya saja pada tahun 1955 ketika Indonesia menjadi tuan rumah dalam Konferensi Asia Afrika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasto menganggap saat ini wibawa Indonesia telah merosot sehingga sangat bergantung pada bantuan asing. GBHN diperlukan untuk mempertegas tujuan negara sehingga wibawa Indonesia kembali menjadi panutan dunia.
"Dengan merosotnya wibawa negara saat ini, dan bagaimana kita menjadi begitu tergantung pada impor, maka konsepsi GBHN diperlukan kembali," pungkasnya.
(bpn/jor)