Sebenarnya ini bukan soal setan budek atau setan-setan yang lain. Ini kembali ke pengendara yang nekat atau terburu-buru ingin segera melintas. Apalagi kalau lintasan itu dikenal sebagai biang macet. Banyak yang tak sabaran sehingga nekat menerobos, dan kemudian celaka terjadi.
"Di sini memang terkenal macet banget setiap hari, apalagi kalau pagi dan sore hari. Jadi menerobos perlintasan sudah jadi hal biasa. Kadang udah bunyi alarm KA, mereka tetap aja nerobos," jelas Aulia, seorang warga yang tinggal di dekat perlintasan Pondok Betung, Bintaro, Jaksel, Selasa (10/12/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kecelakaan di sini jadi sudah biasa," imbuh Aulia.
Perlintasan di Bintaro itu memang jadi titik macet. Pengendara butuh waktu agak lama melintasi lintasan itu, apalagi kalau kereta mau lewat, semakin bertambah lama. Akhirnya banyak yang nekat menerobos.
Mungkin butuh ketegasan dari petugas memperingatkan para pengendara agar disiplin. Atau bisa membangun jalan layang, atau juga underpass yang melintas rel. Semua ini perlu dilakukan mengingat kedisiplinan masyarakat yang masih kurang.
Soal kisah setan budek yang melegenda, seorang warga Affandi menuturkan, cerita itu baru saja muncul setelah banyak warga yang celaka, padahal mereka sudah diteriak-teriaki ada kereta lewat. Para korban yang belakangan selamat mengaku tak mendengar sirine atau kereta.
"Ya percaya nggak percaya, yang jelas disini emang sering banget kecelakaan. Tapi intinya itu kebanyakan karena sering terobos perlintasan," tutupnya.
(rni/ndr)