Sartono, salah satu pembaca detikcom pernah mengalami kejadian ini serupa di Stasiun Senen. Dia terpaksa membayar biaya parkir melebihi tarif biasa walaupun hanya beberapa menit berada di area parkiran tersebut.
"Kejadian memang sudah beberapa bulan yang lalu. Ketika itu saya menggunakan mobil ke Stasiun Senen untuk mengirim barang melalui ekspedisi kereta, karena setahu saya jasa ekspedisi berada di wilayah parkiran," kata Sartono dalam surat elektronik yang diterima detikcom, Sabtu (7/12/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ery, pembaca detikcom lainnya ternyata juga memiliki kejadian serupa. Wanita 40 tahun tersebut kaget bukan kepalang karena harus membayar tarif parkir 2 kali lipat lebih mahal dari tarif resmi yang diberlakukan.
"Saya hanya berada disitu kurang dari 1 jam saja, karena itu saya hanya menyiapkan uang Rp 2.000 untuk membayar parkir tersebut. Sesampainya di pos pembayaran parkir saya berikan kertas parkir dan uang Rp 2.000 dan disana ada 2 petugas, yang di dalam dan diluar. Petugas yang di luar mengatakan bahwa tarif parkirnya Rp 4.000," paparnya.
"Saya benar-benar kaget karena parkirnya semahal itu, dan saat saya tanyakan dia hanya menjawab " kan ibu lama di sini" akhirnya saya berikan saja uang Rp 4.000 karena memang saya malas ribut-ribut," keluh Eny.
Pembaca lain bernama Abdul Kodir juga mengaku pernah mengalami kejadian serupa beberapa kali. "Yang pertama saya biarkan, karena saya pikir hanya Rp 2.000 ini. Tapi lama-kelamaan kok makin keterlaluan, akhirnya petugasnya saya tegur dan sejak saat itu setiap ke sana saya selalu minta struknya," kata Abdul.
Dari pengalaman tersebut, masyarakat yang pernah mengalami kejadian serupa menghimbau kepada warga lainnya untuk selalu meminta struk pembayaran parkir agar tidak dicurangi.
"Bayangkan saya kalau dalam sehari mereka mencatut Rp 1.000 per kendaraan. Bisa kaya mendadak tuh petugas parkirnya," pungkas Abdul.
(rni/mad)