"Semua orang tahu, bahwa bussinessman yang sudah mulai mapan bisnisnya harus membangun pagar politik untuk menyelamatkan bisnisnya," kata SS, salah seorang pengusaha yang memberikan testimoni dalam buku 'Mahalnya Demokrasi Memudarnya Komunikasi' karya Pramono Anung, seperti dikutip detikcom, Jumat (6/12/2013).
Karena itu, pengusaha yang nyaleg di kawasan timur Indonesia ini rela merogoh kantong dalam-dalam untuk kursi DPR. Dalam setiap kampanye, dia sudah menganggap masyarakat sebagai barang yang mudah dibeli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi dia, keuntungan berpolitik di Indonesia adalah karena rakyat pragmatis. Suara bisa dibeli dan urusan selesai.
"Itu artinya keuntungannya adalah masyarakat cenderung berpikirnya ringkas, pragmatis. Bawa tuak, potong ayam, potong babi, makan, dan urusan selesai. Itu sudah janji adat bahwa dia akan memilih kita," pungkasnya.
(van/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini