Buku 'Mahalnya Demokrasi Memudarnya Komunikasi' karya Pramono Anung mengulas tentang mahalnya biaya yang dikeluarkan para caleg karena sistem Pemilu proporsional terbuka. Dalam buku tersebut, dana kampanye caleg berkisar dari Rp 200 juta sampai Rp 6 miliar.
"Pemilu 2009 itu hampir ke Rp 6 miliar, memang rata-rata di atas Rp 2 miliar," kata salah seorang caleg, TT, seperti dikutip detikcom dari buku tersebut, Jumat (6/12/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi hanya Rp 300 juta, apalagi SBY ketat kampanye hayo bikin pertanggungjawaban semua, saya sudah bikin sekitar Rp 300 juta," kata salah seorang caleg Partai Demokrat berinisial MM yang memberikan testimoninya.
Terkait sumber dananya, para caleg DPR sebagian mengaku menguras kantong pribadi. Meskipun ada juga yang mengaku dibantu pihak lain.
"Dibantu uang saja Rp 300 juta dari seseorang. Hanya dia yang bantu aku, cuma memang partai bantu bikin kaos, stiker dari uang dia," kata caleg tersebut.
Sementara porsi terbesar pengeluaran dana kampanye bagi para caleg antara lain untuk alat peraga kampanye, konsumsi dan transportasi, berkeliling sosialisasi, publikasi atau iklan media, dan kegiatan-kegiatan serta uang saksi.
"Mungkin Rp 300 juta untuk logistik, kaos, jam, spanduk baliho. Lalu Rp 300 juta untuk pertemuan di PAC-PAC. Misalnya mau ke kecamatan sini, Pak D perlu berapa orang. Mereka sudah menyanggupi 1.000 atau 100, karena tergantung uang transpor, uang makan, lalu panggung dan loudspeaker," aku UU, salah satu testimoni caleg kepada Pramono.
(van/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini