"Emosi seseorang kapan saja bisa terpancing, misal Ahok waktu menyebut suatu tempat sebagai Komunis, kemudian Jokowi yang marah-marah kepada stafnya. Itu kan biasa kan? Apalagi sekarang ini menjelang tahun politik. Persaingan antar caleg wajar," tutur Andi usai diskusi di Auditorium PTIK, Jl. Tirtayasa, Jakarta Selatan, Kamis (5/12/2013).
Andi menyatakan bahwa tak hanya caleg antar partai saja yang mungkin berseteru. Internal partai di satu dapil dapat berpotensi memunculkan perkelahian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keributan antar wakil rakyat tersebut sangat memalukan wibawa anggota dewan. Apakah PD akan menghukum Nasir?
"Yang pasti ini sangat memalukan. Kita lihat saja nanti. Semoga hal seperti ini tidak terjadi lagi," pungkasnya.
Keributan antara adik Nazaruddin dengan Irgan terjadi di ruang pimpinan Komisi IX Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (2/12) sore lalu. Ketua Komisi IX Ribka Tjiptaning yang menyaksikan insiden itu mengaku melihat Nasir menarik-narik dan terlibat adu mulut dengan Irgan.
Keterangan berbeda disampaikan Ketua Fraksi PD Nurhayati. Menurut Nurhayati yang mendapat keterangan dari Wakil Ketua Komisi IX Nova Riyanti Yusuf, yang terlibat keributan bukan Nasir, melainkan adik Nazaruddin yang lain. Nasir memang ada di lokasi, namun tak terlibat keributan.
Sementara Irgan sudah membantah terlibat perkelahian dengan dua adik Nazaruddin yakni M Nasir dan Hasyim. Irgan juga membantah pembicaraan bernada keras itu soal proyek yang gagal.
(bpn/van)