Rewel karena Sakit Panas, Bayi Zahra Tewas Dianiaya Ayah Kandung

Rewel karena Sakit Panas, Bayi Zahra Tewas Dianiaya Ayah Kandung

- detikNews
Selasa, 03 Des 2013 13:30 WIB
Jakarta - Entah setan apa yang merasuki Lambretus Langun (23) sehingga membabi buta menganiaya buah hatinya, Khodijah Maisya Ahzahra (1,6), hingga tewas. Zahra yang tengah sakit panas itu dibekap mulutnya, dibanting ke kasur, dan ditampar gara-gara enggan makan.

Kelakuan bejat Lambretus (23) dikisahkan sang istri, Fatimah (23), yang terus tersedu-sedu menangisi kepergian putri bungsunya di kediamannya, Jalan H Usman RT 10 RW 4 nomor 2, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (3/12/2013).

Perempuan berkerudung warna kuning itu menceritakan Zahra menderita sakit panas sejak Jumat 29 November 2013. Ia telah membawa Zahra berobat ke dokter di sebuah klinik. Namun, sang dokter telah angkat tangan menangani Zahra dan memberikan obat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada hari Minggu 1 Desember 2013 sekitar pukul 08.00 WIB. Suami saya libur kerja. Zahra yang sedang sakit bangun dan rewel menangis mulu. Lalu, disuapin bapaknya.
Tidak mau makan, nangis terus sampai tangan kirinya dicengkram. Mulutnya dibekap supaya makanannya ditelan. Telan nggak...telan nggak," kata Fatimah menirukan ucapan sang suami.

Namun, kata dia, Zahra terus menangis dan dipukul pakai tangan. Fatimah mengaku tidak menolong Zahra yang terus menangis lantaran takut kena semprot Lambretus. Ia hanya mendekap putri pertamanya, Aisyah (3).

Lambretus kemudian menggendongnya. Zahra tetap saja rewel. "Tidak diam-diam juga, Zahra dilempar ke kasur kapuk dan terlentang. Jangan nangis bae...," ujar Fatimah yang terus menangis ini.

Fatimah lalu menyelamatkan Zahra dan menggendongnya ke kamar lain. Zahra lalu dipangku Fatimah. Tangis Zahra kian menjadi dan membuat Lambretus kian naik pitam dan menarik kaki Zahra hingga kepalanya membentur lantai.

"Tidur sana... diam," kata Fatimah menirukan ucapan Lambretus.

Menurut Fatimah, Lambretus lalu menampar pipi kiri Zahra. "Pukulan pertama kena pipi saya. Kedua kena pipi Zahra dan saya lihat ada darah di wajahnya lalu saya usap pakai tangan. Saya kompres pipinya karena bengkak," cerita Fatimah.

Zahra terus menangis tiada henti. "Daripada nyusahin saja, mending mati saja lo. Saya ini banyak utang. Saya bilang, namanya juga anak kecil kok dimarahin terus. Sabar saja. Terus bapaknya bilang, nyusahin saja gara-gara kamu (Zahra) rezeki saya jadi seret. Saya kerja harus bayar utang," kata Fatimah menirukan omelan Lambretus.

Sebelumnya, Fatimah dan Lambretus terlibat percekcokan. "Senin pagi, saya sendirian pergi ke rumah orangtua saya di Bojong Gede untuk menceritakan penganiayaan anak saya. Orang tua saya lalu meminta bantuan tetangga yang bekerja sebagai pengacara. Saya akhirnya dengar Zahra meninggal dunia dari tetangga," kata Fatimah yang menyesal telah meninggalkan dua putrinya di rumah itu.

Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Jakarta Timur, AKP Endang Sri Lestari, mengaku sudah menerima laporan penganiayaan dan kekerasan tersebut.

"Kita minta izin orang tuanya untuk mengautopsi jenazah. Makamnya akan dibongkar dan pelaku masih diperiksa," kata Endang.


(aan/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads