Mega Cerita Soal Telepon Bush Minta Pendapat Agresi Militer ke Irak

Mega Cerita Soal Telepon Bush Minta Pendapat Agresi Militer ke Irak

- detikNews
Sabtu, 30 Nov 2013 16:29 WIB
Jakarta - Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri bercerita soal percakapan telepon dengan George W Bush. Bush yang kala itu menjadi Presiden Amerika Serikat meminta dukungan Indonesia atas rencana agresi militer ke Irak.

Mega mulanya menolak berbicara soal percakapan telepon tersebut. Permintaan agar Mega bercerita soal percakapan dengan Bush diminta oleh pengajar UI, Effendi Gazali yang menjadi moderator seminar Dewan Guru Besar UI betema Indonesia Menjawab Tantangan; Kepemimpinan Menjadi Bangsa Pemenang, menyinggung kepemimpinan Jokowi di Ibu Kota.

"Ini sensitif, ada intel banyak di sini. Kalau nanti saya ditangkap, kalian demo ya," ujar Mega setengah bercanda saat berada di podium aula FK UI, Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu (30/11/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun sesaat kemudian Mega bersedia menjelaskan percakapan teleponnya termasuk kebiasannya ke Sukamandi untuk bertemu petani terkait bibit padi. "Hal itu dua-duanya benar," akunya.

Ketika berkomunikasi dengan Bush via telepon, Mega menegaskan menolak memberi dukungan terhadap AS dalam agresi militer ke Irak. "Dalam konstitusi Indonesia kita menjaga perdamain dunia. Saya katakan itu, kamu tidak boleh menyerang negara lain," tutur Mega.

Ketidaksepakatan atas agresi militer ke Irak juga disuarakan Mega dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI). "Kewajiban presiden taat perintah konstitusi," tegasnya.

Sedangkan soal kunjungan rutinya ke Sukamandi, Mega mengaku ingin mengembangkan bibit baru padi. "Saya menyemangati orang pintar di situ cari padi untuk rawa rawa, untuk (lahan) pasang surut. Jadi ada bibitnya," sambungnya.

Ini dilakukan karena sejumlah daerah tidak memiliki lahan cocok untuk ditanami padi."Rakyat butuhnya apa? Yang pertama, bagaimana perut ini kenyang. Itu untuk pangan," jelasnya.

(fdn/van)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads