Jokowi dianggap sebagai jawara yang bisa dengan mudah melibas para petarungnya di kancah pemilihan presiden 2014 meski Gubernur DKI Jakarta itu belum pernah secara resmi menyatakan kesediaannya mencalonkan diri.
Lingkaran Survey Indonesia (LSI) milik Denny JA membandingkan Jokowi dengan beberapa calon yang digadang-gadang akan ikut andil dalam pemilihan seperti Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, Wiranto, dan bahkan Megawati.
“Kalau bicara hari ini, tidak ada capres yang bisa menandingi Jokowi. Selesai itu, mau dipasangkan dengan siapapun, Jokowi menang," kata peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia Toto Izul Fatah saat ditemui detikcom, Rabu (27/11).

"Kalau bicara hari ini, ya sudah lupakan sajalah mimpi capres lain untuk jadi. Sudah pasti Jokowi yang akan terpilih,” Toto melanjutkan.
Toto menambahkan, jika PDIP tidak mencalonkan Jokowi, akan menjadi kerugian bagi partai berlambang banteng moncong putih itu. Namun, kata Toto, penilaiannya itu berkaca pada hasil-hasil riset di hampir semua lembaga survei saat ini.
Meski punya elektabilitas dan popularitas tinggi, Jokowi tidak bisa lengah karena preferensi dan opini publik bisa berubah hanya dalam tempo beberapa waktu.
Senada, Direktur Eksekutif Indobarometer, M. Qodari menyatakan Jokowi punya peluang besar untuk menang dalam pemilihan presiden melihat elektabilitas dan popularitasnya saat ini.
“Kalau disurvei dengan pertanyaan ‘seandainya pemilu hari ini’ maka Jokowi bisa dipastikan menang. Tapi kan pemilu bukan minggu depan, melainkan tahun depan, masih ada beberapa bulan dan banyak hal bisa berubah dan sudah terbukti dialami PDIP sendiri,” ujar Qodari kepada detikcom, Rabu (27/11).
Qodari melihat PDIP masih diplomatis terhadap keberadaan Jokowi karena ingin bermain aman. Menurutnya, hal ini sebagai refleksi pengalaman PDIP dalam dua kali pilpres terakhir, khususnya ketika pada 2004 Megawati bersaing dengan Susilo Bambang Yudhoyono.
“Sampai sekitar tujuh bulan sebelum pemilihan, Mega masih lebih unggul dibanding SBY. Namun dalam tempo hanya beberapa bulan, keadaan berbalik dan pemilihan dimenangkan SBY. Makanya dua kali gagal membuat PDIPjadi cenderung hati-hati,” kata Qodari menjelaskan.
Adapun Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lalu Mara Satriawangsa mengatakan, dilihat secara elektabilitas dan eligibilitas, sosok Aburizal Bakrie merupakan capres yang sah karena diputuskan secara resmi oleh partai.
Soal peluang, ia yakin Ical, sapaan Aburizal, punya peluang lebih besar untuk berjaya tahun depan. Meski dalam survei nama Ical sering kalah dari Jokowi dan capres Gerindra Prabowo Subianto.
“Baru Pak Aburizal yang sah disebut capres. Yang lainnya baru "capres survei". Secara undang-undang kan kalau dasarnya survei baru Partai Golkar yang bisa ngusung capres,” kata Lalu Mara kepada detik, Rabu (27/11).
(brn/brn)