Walang ditangkap oleh petugas Sudin Jakarta Selatan (Jaksel) pada hari Selasa (26/11/2013) bersama rekannya Sa'aran (60). Walang adalah warga Subang yang baru 15 hari lalu berada di Jakarta.
"Kedua pengemis ini berasal dari Subang," ucap Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Padahal berpura-pura saja," kata Miftahul.
Dari gerobak yang dibawanya ditemukan sejumlah barang-barang bekas dan kantong plastik berisi uang dengan total Rp 25.448.600. Pada petugas, pria paruh baya ini mengaku uang tersebut dari hasil mengemis.
Berikut beberapa fakta menarik mengenai Walang dan gerobaknya yang disita petugas seperti dirangkum detikcom, Kamis (28/11/2013):
Uang Ditaruh Dalam 'Brangkas' Di Gerobak
Gerobak
|
Brangkas ini berupa laci yang melekat pada badan gerobaknya dan di gembok. Laci ini tersembunyi di antara tumpukan barang rongsokan yang ada di dalam gerobaknya.
Rp 25 juta yang ada dalam brangkas tersebut dibaginya di beberapa kantong plastik. Ada plastik yang berisi uang Rp 7 juta sedangkan kantong lain berisi uang sebesar Rp 2 juta rupiah.
"Ada 10 gembok. Uangnya digembok," kata seorang petugas Dinas Sosial Jakarta Selatan.
Tak Ada Rumah di Jakarta
|
Selama ini ia hanya berkeliling di Jakarta Selatan dan tinggal di tempat tidak berpenghuni.
"Walang nggak punya tempat tinggal. Dia mobile di tempat kosong," ujar Miftahul Huda
Jika ingin beristirahat, Walan dan rekannya Sa'aran akan tidur di emperan-emperan toko. Ia bahkan mengaku tidak pernah mandi dan berganti baju sejak datang ke Jakarta 5 tahun yang lalu.
Walang dan Sa'aran mengenakan pakaian lusuh. "Ngakunya sejak di Jakarta nggak mandi, nggak ganti baju. Kalau mau tidur di emperan-emperan toko," kata Miftahul.
Di Kampung, Dikenal Dengan Nama "Haji Walang"
|
Di Subang, Walang cukup terkenal meski belum pernah melaksanakan haji pengemis tajir ini dipanggil dengan sebutan "Haji Walang"
"Walang di kampungnya terkenal dengan sebutan Haji Walang. Biasalah orang di kampung suka sebut haji, padahal belum naik haji," kata Miftahul.
Punya Bisnis Ternak Kambing di Kampung
Foto: Ilustrasi
|
Di Subang, Jawa Barat, "Haji Walang" memiliki bisnis ternak kambing.
"Walang di kampung ternak kambing," ujar Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan Miftahul Huda.
Selama ini, bisnisnya diurus oleh keluarganya. Ia memiliki seorang istri dan 3 orang anak yang hidup berkecukupan.
"Anak pertama sudah menikah. Sedangkan anak kedua sekolah di SMK, anak ketiga masih SD," bebernya.
Uang Rp 25 Juta untuk Tambahan Naik Haji
|
"Walang itu sudah membayar ongkos naik haji dan uang mengemis yang sekarang buat tambahan dana naik haji," kata Miftahul.
Namun sayang, ia sudah lebih dulu diamankan petugas Dinas Sosial sebelum melaksanakan niatnya tersebut.
Dibina di Panti Sosial
|
Hal yang sama juga dialami Walang (60) yang terjaring razia di kawasan Tugu Pancoran, Jakarta Selatan. Ia saat ini mendapatkan pembinaan di Panti Sosial Bina Insan (PSBI) Cipayung, Jakarta Timur.
Pihak keluarganya sudah datang ke kantor Dinas hari Rabu (27/11) kemarin untuk mengurus kepulangan Walang. Namun, kepulangannya harus tertahan karena harus menjalani prosedur dari Dinas Sosial Jakarta Selatan.
"Tapi kita minta diproses dulu, harus ada KTP dan persyaratan lainnya," Miftahul Huda, Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan.
Jika Walang dizinkan untuk pulang ke kampungnya di Subang, Jawa Barat, uang 25 juta hasil mengemisnya tersebut boleh dibawanya pulang.
"Uang Rp 25 juta (saat ini) di panti sosial. Kalau dipulangkan ke kampung, dikasih lagi (uangnya) ke Walang. Ya itu kan duit dia, kita nggak boleh ngambil," ujar Miftahul.
Halaman 2 dari 7
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini