Anggota TNI AL Rentan Terserang Hipertensi

Kisah Pasukan Penjaga Perbatasan

Anggota TNI AL Rentan Terserang Hipertensi

- detikNews
Selasa, 26 Nov 2013 15:39 WIB
Dokter Deni Utama di depan Balai Kesehatan TNI AL. (Foto - Idham/detikcom)
Jakarta - Balai Kesehatan Pangkalan Tentara Nasional Indonesia, Tarempa itu tak begitu luas. Hanya ada dua ruangan, bagian depan dan bagian dalam yang dipisahkan dengan pintu.

Masing - masing ruangan berukuran sekitar 2 x 3 meter. Pada bagian depan terdapat etalase rak obat - obatan. Sementara pada bagian dalam merupakan ruang praktik Letnan Satu Deni Utama Sukapto (26 tahun).

Tidak banyak perlengkapan di ruangan itu, hanya ada seperangkat meja dan kursi, satu buah ranjang pemeriksaan, satu buah lemari, satu tabung oksigen dan alat pengukur berat badan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di ruangan itu lah Deni Utama menjalankan tugasnya setiap hari. Hanya ada satu dokter untuk menangani kesehatan 85 personel yang ada di Pangakalan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Lanal) Tarempa, Kepulauan Anambas.

Deni juga harus melayani keluarga para personel yang jumlahnya mencapai ratusan. "Obatnya gratis semua," kata Deni kepada detikcom Sabtu (23/11) pekan lalu di Anambas, Kepulauan Riau.

Deni yang dibantu dua kopral ini juga melayani masyarakat sekitar. "Kalau ada warga yang kena serangan jantung, kasih ISDN untuk memperbesar salurah darah, dikasih oksigen, baru obsevasi apakah stabil, baru dirujuk ke puskesmas," kata Deni.

Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2005 ini mengatakan, Tentara Angkatan Laut terutama yang berusia 45 tahun ke atas, rentan terkena hipertensi atau darah tinggi, karena faktor makanan di daerah kepulauan.

"Karena makanannya sea food, faktor usia, keturunan dan pola hidup juga menjadi faktor. Untuk anak - anak anggota penyakit saluran pernapasan," papar Deni.

Bagi anggota TNI AL yang berobat hipertensi, lanjut Deni, akan terus dilakukan pengecekan secara teratur. Maksimal, seminggu sekali untuk memeriksa ulang tekanan darahnya.

"Kalau normal dipertahankan atau diturunkan dosisnya, kalau semakin tinggi jumlah dosis obatnya ditambah," kata Deni.

Obat untuk personel Angkatan Laut merupakan obat khusus yang disuplai dari Lembaga Farmasi Angkatan Laut. Persediaan obat ini diajukan setiap 3 bulan sekali.


(erd/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads