"Saya tidak menampik kurang berfungsinya mesin partai yang dilihat sejak awal, ada gejolak terkait kepengurusan yang sudah kita serahkan ke lembaga hukum," kata wakil ketua umum PD Max Sopacua di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (25/11/2013).
Terkait hasil survei LSI tersebut, menurut Max sama halnya dengan hasil survei lembaga lain, akan dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi partai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Katakan nanti (hasil survei) berbeda, kami nggak pusingkan dengan perbedaan hasil survei, kami jalan sendiri. Kalau kita pedebatkan nggak ada ujung pangkalnya ngapain diperdebatkan," imbuh Max.
Max berharap para peserta konvensi dapat lebih giat bersosialisasi untuk meningkatkan elektabilitas, meski tak berarti mereka dibebankan untuk naikkan elektabilitas partai.
"Strategi dari masing-masing orang peserta konvensi. Ada yang pakai gaung, ada yang tidak. Ada yang pakai gong juga," ucapnya.
Sebelumnya, ingkaran Survei Indonesia (LSI) mencatat elektabilitas Partai Demokrat merosot tajam hingga dibawah 10%. Konvensi yang diharapkan menjaring calon presiden yang disukai publik pun dinilai gagal.
"Saat ini tidak ada partai yang mau berkoalisi karena takut capres konvensi Demokrat tak menang dalam pemilu. Motif utama parpol adalah berkuasa, perilaku parpol itu tidak mau kalah," ujar peneliti LSI Rully Akbar, di kantor LSI, Jl Pemuda no 70, Jakarta Timur, Minggu (24/11/2013).
Metode survei menggunakan teknik multistage random sampling dengan jumlah sampel 1.200 responden. Survei dilakukan tanggal 12 September hingga 5 Oktober 2013.
Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara tatap muka dentan berpedoman pada kuisioner. Tema survei yaitu 'Terancamnya Konvensi Demokrat, dari Hero to Zero kah Nasib Demokrat?'. LSI pimpinan Denny JA ini sebelumnya diakui sebagai konsultan Partai Golkar.
(bal/van)