Politisi yang Berinvestasi di BVI Dinilai Mencari Celah Cuci Uang

Politisi yang Berinvestasi di BVI Dinilai Mencari Celah Cuci Uang

- detikNews
Senin, 25 Nov 2013 08:32 WIB
Jakarta - Nyanyian Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) dalam sidang tipikor mengungkap banyaknya politisi yang berinvestasi di British Virgin Island (BVI). Sosiolog Ekonomi UGM Derajad S. Widhyharto menilai perilaku politisi tersebut merupakan salah satu upaya pencucian uang.

"Bisa saja (pencucian uang). Itu kan upaya untuk mencari celah, seringkali kalau di Indonesia mereka tidak bisa melakukan hal seperti itu. Sehingga mereka memilih berinvestasi ke luar negeri yang tax haven (bebas pajak) seperti itu," ujar Derajad saat berbincang, Minggu (24/11/2013) malam.

Dirinya menyoroti pilihan yang diambil politisi untuk berinvestasi di luar negeri sebagai tindakan yang merugikan negara. Politisi seharusnya mampu menciptakan iklim investasi yang besar di Indonesia alih-alih berinvestasi di luar negeri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kegagalan kebijakan ekonomi (yang terjadi) apabila pengusaha Indonesia pun lari ke luar negeri, karena kita tidak mampu mendorong penjaminan berusaha sehingga orang lebih memilih ke luar negeri. Political cost-nya tinggi sekali untuk menciptakan iklim seperti itu di Indonesia. Apalagi kalau mereka (politisi) tidak bisa lagi melarikan uangnya ke luar negeri," imbuhnya.

Politisi diminta untuk memerhatikan pula potensi ekonomi yang ada di Indonesia, misalnya dengan memberi contoh untuk berinvestasi di dalam negeri. Jika ada political will yang kuat maka sejumlah wilayah di Indonesia dapat disulap sebagai surga investasi yang tak kalah dari BVI.

"Kita lihat saja Batam, itu malah secara investasi sudah 'punya' Singapura. Kemudian Bali juga memiliki potensi investasi yang besar. Sebenarnya dulu ada wacana membangun Kawasan Ekonomi Terpadu di tempat-tempat ini, tapi entah kenapa tidak berjalan sebagaimana mestinya. Kembali lagi kepada political cost yang tinggi. Semua orang ingin mencari keuntungan, dengan tidak bayar pajak kan keuntungan dia semakin besar," pungkasnya.

(bpn/jor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads