"Bisa saja (pencucian uang). Itu kan upaya untuk mencari celah, seringkali kalau di Indonesia mereka tidak bisa melakukan hal seperti itu. Sehingga mereka memilih berinvestasi ke luar negeri yang tax haven (bebas pajak) seperti itu," ujar Derajad saat berbincang, Minggu (24/11/2013) malam.
Dirinya menyoroti pilihan yang diambil politisi untuk berinvestasi di luar negeri sebagai tindakan yang merugikan negara. Politisi seharusnya mampu menciptakan iklim investasi yang besar di Indonesia alih-alih berinvestasi di luar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Politisi diminta untuk memerhatikan pula potensi ekonomi yang ada di Indonesia, misalnya dengan memberi contoh untuk berinvestasi di dalam negeri. Jika ada political will yang kuat maka sejumlah wilayah di Indonesia dapat disulap sebagai surga investasi yang tak kalah dari BVI.
"Kita lihat saja Batam, itu malah secara investasi sudah 'punya' Singapura. Kemudian Bali juga memiliki potensi investasi yang besar. Sebenarnya dulu ada wacana membangun Kawasan Ekonomi Terpadu di tempat-tempat ini, tapi entah kenapa tidak berjalan sebagaimana mestinya. Kembali lagi kepada political cost yang tinggi. Semua orang ingin mencari keuntungan, dengan tidak bayar pajak kan keuntungan dia semakin besar," pungkasnya.
(bpn/jor)