Ketua Komunitas Bike to Work Toto Sugito mengaku sempat mengkritik keras kebijakan pemerintah tersebut. Bahkan melalui akun jejaring sosial, Toto sempat menuding pemerintah hanya menjadi sales perusahaan otomotif asing.
Bentuk protes lainnya adalah dengan memplesetkan akronim LCGC menjadi Lebih Cerdas Gowes Coy. Mereka membuat rompi bertuliskan LCGC yang telah diplesetkan tersebut dan digunakan setiap kali bersepeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi akhir-akhir ini kemacetan di Jakarta kian parah. Celakanya pengguna kendaraan yang menjadi salah satu penyumbang kemacetan hanya bisa mengeluh dan mengumpat pemerintah provinsi.

โKami terus berusaha konsisten untuk sosialisasikan pada warga perkotaan khususnya, daripada mengeluh mending kita buat solusi dengan naik sepeda, tidak menambah macet dan polusi,โ kata Toto kepada detikcom di Jakarta, Rabu (20/11) kemarin.
Sistem transportasi yang semrawut menurut dia membuat manusianya rentan stress dan emosional. Melihat kenyataan itu sejak tahun 2004, Toto mengkampanyekan Bike to Work. Salah satu tujuannya untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor sehingga polusi bisa berkurang.
Demi mengkampanyekan kegiatan bersepeda ke kantor, Bike to Work juga mengajak pejabat dan pengambil kebijakan. Tahun 2009, pemerintah mulai mendengar suara komunitas dengan dikeluarkannya Undang-undang nomor 12 tahun 2009 tentang hak pejalan kaki dan pesepeda.
Salah satu yang diajak berkampanye adalah Gubernur DKI Joko Widodo. Sejak awal bulan ini pria yang akrab disapa Jokowi itu mulai sering ke kantor naik sepeda. Sasaran berikutnya adalah Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk ikut kampanye gerakan bersepeda ke kantor.
Dalam waktu dekat Toto akan mendekati Ahok yang dikenal ceplas ceplos dan suka berolahraga itu. โTarget saya selanjutnya, Ahoknya. Cukup jauh memang dari Pluit ke Balai Kota, tapi saya akan yakinkan beliau, enggak terlalu capek kok, santai saja,โ kata Toto.
(erd/erd)