U-Boat berjenis U-168 itu ditemukan oleh tim peneliti Arkeologi Nasional yang mendapat laporan dari nelayan setempat. Ada sejumlah barang yang masih berada di dalam kapal, seperti aki kapal selam, bagian kanon, tengkorak tentara, lubang torpedo, pipa udara dan piring besar.
Berdasarkan catatan para peneliti U-Boat, kapal selam berbobot ribuan ton itu tanggal 06 Oktober 1944 setelah dihantam torpedo kapal milik Belanda. Kala itu, Jerman bersekutu dengan Jepang yang hendak menguasai Indonesia. Dari 50 orang di dalam kapal, 23 di antaranya tewas. Sisa tentara yang hidup ditawan di Indonesia. Sebagian tentara bahkan ada yang dimakamkan di beberapa wilayah nusantara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka itu tak heran, ada beberapa spekulasi soal jejak sang pemimpin Nazi di Indonesia. Der Fuhrer, panggilan untuk Hitler, sempat disebut-sebut pernah tinggal di Sumbawa dan menyamar sebagai seorang dokter bernama DR G.A Poch. Belakangan, Poch dimakamkan di TPU Ngagel Rejo, Surabaya, Jatim.
Kabar tersebut muncul karena banyak pihak meragukan penjelasan resmi tentang penyebab kematian Hitler. Belum ada yang melihat jasad Hitler secara langsung di depan publik setelah kabar kematiannya merebak. Versi resminya, Hitler bunuh diri bersama sang istri, Eva Braun. Mayatnya kemudian dikremasi oleh pihak Rusia beberapa hari kemudian.
Spekulasi keberadaan Hitler di Indonesia itu ramai ditulis di blog, media sosial, hingga sebuah buku pernah terbit dengan judul 'Hitler Mati di Indonesia'. Semua berkesimpulan sama, Poch adalah Hitler yang kabur dari pelariannya di Jerman. Dia tak mati bunuh diri seperti versi resmi yang selama ini beredar.
Dalam blog http://indocropcircles.wordpress.com, diceritakan Poch tinggal di Dompu lalu pindah ke Bima. Selanjutnya dia pindah ke Kabupaten Sumbawa Besar, kemudian bekerja menjadi dokter di Rumah Sakit Umum Kabupaten Sumbawa Besar.
Poch juga disebutkan sempat menjadi mualaf dan menikahi seorang perempuan Sunda yang merantau ke Sumbawa. Sebuah foto lembaran surat permohonan Poch menjadi Warga Negara Indonesia (pada tahun 1966) juga dilampirkan.
Literatur lain yang jadi acuan para pecinta teori konspirasi adalah harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983. Di koran itu ada artikel yang ditulis Dr Sosrohusodo, yang mengaku bertemu Poch di Pulau Sumbawa tahun 1960. Dia yakin, Poch adalah Hitler dari ciri-ciri fisik.
Tak hanya di Indonesia, spekulasi soal keberadaan Hitler pasca kabar kematiannya juga sempat merebak hingga Argentina, Antartika, Spanyol, bahkan hingga ke Inggris. Namun sekali lagi, semua hanya spekulasi, belum ada bukti otentik yang diakui oleh lembaga resmi soal hal ini.
Dengan ditemukannya kapal selam Jerman di Karimunjawa, apakah kabar keberadaan Hitler di Indonesia bakal semakin ramai?
(mad/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini