3 Kekecewaan Presiden SBY Terhadap Aksi Penyadapan Australia

3 Kekecewaan Presiden SBY Terhadap Aksi Penyadapan Australia

- detikNews
Kamis, 21 Nov 2013 06:59 WIB
3 Kekecewaan Presiden SBY Terhadap Aksi Penyadapan Australia
Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk pertama kalinya angkat bicara mengenai aksi penyadapan yang dilakukan Australia. Sang kepala negara pun blak-blakan mengenai kekecewaannya kepada negara tetangga itu.

Setidaknya terdapat tiga poin dalam pernyataan SBY yang menunjukkan betapa kecewanya dia terhadap polah Australia. Apalagi sampai saat ini, pemerintah Australia belum memberikan penjelasan terbuka mengenai aksi yang tidak mereka bantah itu. Berikut tiga poin kekecewaan SBY tersebut:



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Australia, Mengapa Menyadap Kawan?

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan penyadapan lazimnya dilakukan pada musuh negara. Sedangkan Indonesia dan Australia kini tidak dalam posisi bermusuhan. Jadi, mengapa Indonesia disadap?

"Antara Indonesia dan Australia ini tidak berada dalam posisi berhadap-hadapan dan bermusuhan. Sehingga kalau ada yang menyatakan intelijen bisa melakukan apa saja, saya justru menanyakan, arahnya ke mana? Mengapa harus menyadap partner, kawan, dan bukan lawan?" ujar SBY dalam jumpa pers khusus menyikapi penyadapan Australia di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (20/11/2013).

Aksi Australia Sulit Dimengerti

Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan pernyataan resmi tentang tindakan penyadapan yang dilakukan oleh Australia. SBY mengaku heran kenapa Australia menyadap dirinya dan beberapa pejabat Indonesia.

"Bagi saya penyadapan ini sulit dimengerti. Saya sulit untuk memahaminya mengapa itu harus dilakukan," tutur SBY dalam jumpa pers di Istana Negara, Jl Medan Merdeka Utara, Rabu (20/11/2013).

Penyadapan Melanggar HAM

SBY menegaskan penyadapan merupakan masalah serius. Bukan hanya persoalan hukum semata yang dilanggar.

"Ini masalah serius, bukan hanya masalah hukum ini menabrak hak asasi manusia," kata Presiden SBY dalam jumpa pers di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (20/11/2013).

Menurutnya, kalau berpikir jernih maka penyadapan ini tentu berkaitan dengan moral dan etika sebagai negara sahabat, sebagai tetangga dan sebagai partener.

"Saya sulit untuk memahaminya mengapa (penyadapan) itu harus dilakukan sekarang, bukan era perang dingin. Di era perang dingin dulu sepertinya jadi biasa saling menyadap, saling mengintai di antara blok yang berhadapan, sekarang dunia tidak lagi seperti itu," paparnya.
Halaman 2 dari 4
(fjp/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads