Suatu Senja di Atambua

Suatu Senja di Atambua

- detikNews
Rabu, 20 Nov 2013 17:13 WIB
Perjalanan menuju Atambua (Andry/ detikcom)
Jakarta - Bagi anda yang tinggal di kepulauan Jawa, khususnya Ibu Kota Jakarta, bersyukurlah. Kemana pun anda melangkah, segala moda transportasi siap membantu mengantarkan anda kemanapun tujuannya. Tapi, tidak dengan di sini, Nusa Tenggara Timur (NTT). Mencapai satu kota ke kota lain dibutuhkan kesabaran. Selain moda transportasi terbatas, juga jarak tempuh yang tidak hanya satu-dua jam, meski itu berada di dalam provinsi.

Matahari nampak malu-malu memunculkan dirinya siang ini di NTT. Tidak seperti siang biasanya yang menyengat dan hampir mencapai 32 derajat celcius. Gerimis membuat jalanan licin. Laju kendaraan sedikit melambat saat melalui kelok demi kelok serta tanjakan Jalan Timor Raya.

Jalan ini adalah satu-satunya jalan penghubung Kupang ke Atambua dan juga sebaliknya. Membutuhkan waktu 7-8 jam untuk melalui kedua daerah yang berjarak 280an kilometer lebih. Kondisi jalan cukup mulus meski sesekali ditemui jalan berbatu. Tidak banyak. Di hentangan aspal panas, bila tidak basah karena hujan, kendaraan dapat dipacu dengan kecepatan 80-100 kilometer per jam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemandangan sepanjang jalan cukup seksi. Di kiri kanan adalah perkebunan tandus yang tersiram hujan. Beberapa ekor anjing kurus berkeliaran mengendus-endus makanan yang ada di tanah. Rumah-rumah penduduk satu dengan lainnya tidaklan rapat. Rumah di sini rata-rata beratap seng. Jauh di depan, deretan pengunungan hijau memanjakan mata selama perjalanan. Gereja-gereja tegak berdiri di sepanjang rute yang saya lalui.

Oh iya. Saya hampir saja luput menuliskan bagaimana cara mendapatkan angkutan dari Kupang menuju perbatasan Negara Timor Timur.
Bila anda melalui jalur udara dan tiba di Bandara El Tari, maka selanjutnya anda menuju Terminal Wali Kota Kupang di Jl Oebobo.

Tidak perlu dalam-dalam merogoh kocek untuk memilih angkutan umum jenis elf untuk menuju ke Atambua. Bila ingin murah, cukup keluarkan Rp 60 ribu untuk angkutan non-AC. Bila ingin nyaman sedikit, silakan pilih angkutan ber-AC dengan tarif Rp 75 ribu per orang. Kendaraan ini mampu menampung 24 penumpang sekali jalan.

"Bisa juga bawa dua motor," kata kernet elf Sinar Gemilang yang saya tumpangi, Edward (23).

Motor, imbuhnya, diikat di belakang badan elf. Ada besi-besi penopang untuk mengikat motor-motor yang akan diangkut. "Motor apa saja. Vespa juga bisa. Tapi belum ada penumpang yang bawa (Vespa)," tutur laki-laki dengan potongan rambut mohawk ini. Model rambut ini tengah nge-trend di NTT.

Para penumpang yang membawa motor, kata Edward, bukan tidak mampu menjajal jalanan rute Kupang-Atambua yang terjal dan berkelok. "Mereka bawa untuk sampai ke tujuan mereka. Karena angkutan tidak sampai ke rumah mereka yang masih jauh," ujarnya.

Kembali ke perjalanan. Jam hampir menunjukan pukul 18.00 Wita. Semburat lembayung mewarnai hijau daun menjadi keemasan. Sapi-sapi yang merumput mulai digiring empunya pulang kandang. Beberapa penduduk yang membuka jongko bensin, karena di sini langka BBM, mulai sibuk membereskan barang dagangannya. Di dalam angkutan, terhitung sudah 8 kali Duran Duran, Saigon Kick, Bad English, dll berputar-putar di pemutar lagu.

Masih diperlukan beberapa jam lagi untuk mencapai perbatasan Indonesia dan Timor Timur. Jarak tempuh dari tapal batas Timor Tengah Utara (TTU)-Atambua berjarak sekitar 30an kilometer.

"Maaf, ini Atambua bukan Jakarta. Bagaimana perjalanannya, jauh bukan?" katanya sembari tersenyum saat angkutan yang saya tumpangi tiba di Atambua.

(ahy/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads