"Persoalannya adalah prajurti di bawah, bahwa kultur yang ada di TNI dan Polri terbangun dari sub-sub kultur. Begitu masuk TNI-Polri sub kulturnya kebawa. Nah, kadang-kadang sub kultur yang emosional dan petantang-petenteng kebawa. Ini bagian yang tidak mudah diubah," kata Moeldoko di kantor Badan Intelijen Strategis, Jl Pahlawan Kalibata, Jakarta, Rabu (20/11/2013).
Padahal TNI dan Polri sebut Moeldoko telah melakukan sejumlah upaya untuk mengubah kultur negatif anggotanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu Moeldoko mengimbau agar prajurit TNI dan anggota Polri memiliki kesadaran bersama. Dia meminta prajurit keduanya tidak saling cemburu.
"Kita harus memiliki kesadaran bersama. Mari kita lihat dari sisi persamaan jangan dilihat dari perbedaan," pungkasnya.
Peristiwa bentrokan personel TNI-Polri terjadi kemarin (19/11) siang. Saat itu, puluhan oknum TNI datang menggunakan motor dan menghancurkan pos polisi di Jl Ahmad Yani, tepat di depan Mega Mal Karawang.
Selain merusak pos polisi, mereka juga merusak motor dan mobil yang terparkir di jalanan. Pemicunya diketahui karena ada kesalahpahaman salah satu anggota Brimob dan anggota TNI.
Akibat bentrokan tersebut, 6 anggota polisi mengalami luka-luka. Mereka dirawat di RS Cito Karawang.
(rvk/fdn)