Ketimbang Temui Snowden, Komisi I Lebih Baik Panggil BIN Cs

Ketimbang Temui Snowden, Komisi I Lebih Baik Panggil BIN Cs

- detikNews
Rabu, 20 Nov 2013 05:31 WIB
Jakarta - Rencana Komisi I DPR pergi ke Rusia untuk menemui Edward Snowden untuk mengklarifikasi isu penyadapan oleh Australia dinilai hanya akan sia-sia. Daripada sibuk-sibuk berupaya menemui orang yang menjadi buruan CIA tersebut, lebih baik Komisi I memanggil Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS), Badan Intelijen Negara (BIN), dan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg).

"Omong kosong, Kayaknya gampang saja. Itu Komisi I nggak usah jauh-jauh ke Rusia, panggil saja Kepala BAIS, BIN dan Lemsaneg," ujar Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia, Rizal Darma Putra saat berbincang dengan detikcom, Selasa (19/11/2013) malam.

Menurut Rizal, pemanggilan terhadap tiga kepala badan strategis tersebut untuk meminta keterangan sejauh mana kebocoran yang terjadi sehingga komunikasi Presiden SBY dapat disadap Australia. Karena menurut Rizal, selain meminta klarifikasi terhadap Australia, tiga lembaga strategis yang menangani sistem pengamanan komunikasi dan strategis tersebut seharusnya dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya penyadapan oleh negara lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harus ada evaluasi. Jika terjadi kebocoran, harus ada sanksi, minimal harus diganti," tuturnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR Agus Gumiwang mengatakan akan menemui Edward Snowden di Rusia untuk mengklarifikasi isu penyadapan oleh Australia terhadap Indonesia. Para politisi Senayan ini merasa isu penyadapan oleh Australia harus ditindaklanjuti secara serius.

"Kita upayakan Komisi I hadir ketemu dengan Snowden di Moskow," ujar Agus, Selasa (19/11/2013).

Komisi I optimis bisa mengupayakan pertemuan dengan Snowden. Mereka akan berupaya mengusahakan lawatan ini dengan berkoordinasi dengan pemerintah.

"Kita yang upayakan. Komisi I kan mitra pemerintah," kata Agus.

(rmd/kha)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads