RI-Australia Tegang, Bagaimana Dengan Pengusaha? Ini Kata Chairul Tanjung

RI-Australia Tegang, Bagaimana Dengan Pengusaha? Ini Kata Chairul Tanjung

- detikNews
Selasa, 19 Nov 2013 13:29 WIB
Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menarik duta besar Indonesia untuk Australia atas kasus penyadapan yang dilakukan. Tindakan ini memang cukup keras, mengingat banyaknya aktivitas ekonomi dengan negeri Kangguru tersebut. Lalu bagaimana dampaknya terhadap dunia usaha?

Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung mengatakan dunia usaha tidak akan terpengaruh oleh kejadian ini. Menurutnya ini adalah sikap politik oleh sebuah negara yang menerima tindak kecurangan oleh negara lain.

"Menurut saya dengan bisnis tidak ada hubungannya, karena ini urusan politik, pedagang itu tidak ada kaitan dengan politik. (Investasi sapi-red) Nggak ada itu kaitannya, saya tidak melihat itu. Tapi kita harus menunjukan sikap politik yang keras terhadap hal ini," ungkapnya saat ditemui dalam acara Peluncuran Cetak Biru Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia, di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (19/11/2013)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di samping itu, Chairul melihat sikap yang diambil pemerintah sangat tepat. Tidak layak negara lain menurutnya melakukan penyadapan untuk kepentingan apapun.

"Menurut saya sikap yang diambil oleh pemerintah Indonesia untuk memanggil pulang Dubes kita itu kan sebenarnya sebagai bentuk protes, terhadap sikap australia, yang tidak bersahabat secara baik dengan Indonesia," ujarnya.

"Bayangkan masa presiden dan wakil presiden kita disadap teleponnya, negara kita disadap teleponnya. Menurut saya itu sudah too much. Saya setuju dan saya mendukung Indonesia untuk memberikan sikap, keras kepada pemerintah Australia," tegas Chairul.

(dnl/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads