Sterilisasi kucing Novi dan Amat dilakukan oleh Komunitas Garda Satwa. Kucing-kucing itu dijemput di kediaman Novi dan Amat di kolong fly over Kampung Melayu, Jakarta Timur, Sabtu (16/11/2013).
Sebelum dijemput kucing-kucing dicek kesehatannya. Jika sehat maka kucing dapat disterilisasi. Setelah itu, kucing dibawa ke rumah koordinator Komunitas Garda Satwa, Fanny Wiriaatmadja di kawasan Mampang. Rumah Fanny dijadikan markas komunitas tersebut. Komunitas Garda Satwa merupakan komunitas penyelamat satwa jalanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Fanny, setelah kucing disterilisasi maka kucing tidak akan berkeliaran. Kucing-kucing juga akan terhindari dari penyakit tertentu seperti kanker.
Komunitas Garda Satwa yang berdiri pada 2011 itu rutin melakukan sterilisasi kucing. Anggota mereka berjumlah 15 orang dan berprofesi beraneka ragam.
"Ada mahasiswa dan guru serta model seperti Davina," tutur Fanny yang berprofesi sebagai pengacara ini.
Setelah dicek, kucing-kucing yang sehat berjumlah 12 ekor. Kucing-kucing itu dimasukkan ke dalam kandang dari kayu dan kawat.
Fanny menjelaskan, sterilisasi pada kucing betina yakni dengan mengangkat uterus dan ovariumnya. Sedangkan sterilisasi pada kucing jantan dengan mengambil testikelnya. Untuk penyembuhan, pada kucing jantan lebih cepat karena kantong testikelnya tidak dijahit melainkan diikat. Sedangkan pada betina lebih lama karena setelah diambil uterus dan ovariumnya, kucing akan mengalami proses jahitan.
Saat ditanyakan perasaannya pada kucing-kucingnya yang akan disterilisasi, Amat awalnya keberatan. Amat tidak tega melihat kucing-kucingnya kesakitan.
"Saya tidak tega mereka mau disterilisasi. Karena itu akhirnya disterilnya di tempat Bu Fanny," tutur Amat.
(nik/gah)