Babak Baru DPD II Vs DPP Golkar

Babak Baru DPD II Vs DPP Golkar

- detikNews
Jumat, 15 Nov 2013 09:55 WIB
Babak Baru DPD II Vs DPP Golkar
Jakarta -

Muntasir Gugat Ical

Muntasir protes DPD II Golkar tak dilibatkan di Rapimnas. Dia memandang DPP Golkar tak berlaku demokratis.

"Saya atas nama Ketua Forum Silaturahmi DPD II Partai Golkar se-Indonesia sangat menyesali sekaligus prihatin atas tidak diundangnya DPD-DPD II pada Rapimnas Partai Golkar," kata Ketua Forum Silaturahmi DPD II Golkar, Muntasir Hamid, dalam siaran pers, Kamis (14/11/2013).

DPP Golkar di bawah kepemimpinan Ical dinilai tak menjaga harmoni partai. Padahal tak ada yang perlu ditakutkan Ical sehingga tak mengundang DPD II Golkar.

"Sangat ironis dan kontradiktif bila dibandingkan dengan partai lain yang justru lebih muda dari kita, seperti Hanura, Nasdem, dll. Mereka mampu menampakkan kehidupan berpolitik yang harmonis di dalam partainya," kata Muntasir.

"Saya kira, DPP Golkar janganlah sampai bersikap paranoid yang berlebihan kepada DPD II. Kami kan bukan topan Haiyan yang harus ditakuti," tandasnya.

Ketua Wantim Golkar Akbar Tandjung sempat mengingatkan Ical agar mengundang DPD II ke Rapimnas Golkar. Namun peringatan Akbar justru menuai serangan balik dari DPP Golkar. Bukan rahasia lagi, Akbar masih punya cukup kekuatan di DPD II Golkar.

DPP Anggap Muntasir Gertak Sambal

DPP Golkar bergeming dan menganggap gugatan Muntasir hanya gertakan semata. DPP Golkar tak akan ambil pusing atas aksi Muntasir.

"DPD II itu ujung tombak Pemilu. Jika DPD mandul maka itu bisa berpengaruh kepada mereka sendiri. Mereka kan juga pada sibuk mencaleg," kata Wasekjen Golkar Nurul Arifin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (14/11/2013).

Karena it, Nurul yakin, protes DPD II Golkar tidak akan berkepanjangan. "Itu sifatnya hanya ancaman saja. Dan saya yakin kader Golkar di bawah tidak seperti itu," ucap Nurul.

"Pada dasarnya Golkar itu solid. Kalau ada protes kecil seperti itu, itu dinamika partai," lanjut Nurul.

Nurul melihat, keributan-keributan menuntut DPD II diikutsertakan dalam Rapimnas digalang segelintir elite yang tak mewakili keseluruhan DPD II. Golkar tak perlu meresahkan dinamika politik itu.

"Yang meributkan orangnya 'itu-itu juga' kan? Kami terbiasa dengan serangan-serangan seperti itu. Mereka nggak akan ributlah menurut saya, karena sampai saat ini tidak ada kritikan yang sampai ke DPP. Aksi-aksi seperti itu hanya dari beberapa orang," tutur Nurul.

Muntasir Usulkan Akbar dan JK Sebagai Capres

Selain menggugat Rapimnas, Muntasir juga datang dengan ide yang cukup mengejutkan. Muntasir mengusulkan Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla untuk dicapreskan.

"Konon terkait pencapresan ARB tidak minta lagi untuk dievaluasi. Hanya saja, perlu untuk menyiapkan juga kesempatan bagi kader potensial Golkar lainnya untuk ikut apakah sebagai capres maupun cawapres," kata Ketua Forum Silaturahmi DPD II Golkar, Muntasir Hamid, Kamis (14/11/2013).

Kader potensial yang dianggap layak muncul di Pilpres 2014 antara lain Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla. Akbar Tandjung saat ini menjabat Ketua Wantim Golkar sementar Jusuf Kalla tak memegang posisi di DPP.

"Kita punya Akbar Tandjung yang juga potensial untuk disandingkan dengan Mega dan Jokowi, kita punya Pak JK yang bisa disandingkan dengan Rhoma Irama atau yang lain," usulnya.

DPP Tepis Usul Pencapresan Akbar dan JK

Kalangan DPP Golkar yang sangat loyal ke ketua umumnya memandang dukungan terhadap tokoh selain Ical bukan sebagai ancaman serius. Untuk JK, Golkar yakin hati mantan Wakil Presiden ini masih setia pada Golkar.

"JK hatinya masih kuninglah. Justru kami bangga kader-kader Golkar mewarnai semua tempat," kata Wasekjen Golkar Nurul Arifin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (14/11/2013).

Nurul mengakui bahwa pengikut JK memang banyak. Sebelum didorong oleh DPD II, JK juga santer diwacanakan sebagai capres PKB.

"Pak JK punya hak politik. Pak JK juga memobilisasi followernya di luar partai, kami apresiasi yang seperti itu. Pak JK sudah menciptakan institusi dari dirinya sendiri. So far menurut kami oke," kata Nurul.

Untuk Akbar Tandjung yang juga dipandang DPD II punya kapabilitas menjadi capres, Nurul memilih berbaik sangka. Menurutnya, Akbar pasti sadar bahwa saat ini posisinya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar.

"Seperti Pak Akbar, kita tahu banyak balihonya. Tapi Pak Akbar ini kan perekat organisasi ini (Golkar). Pak Akbar pasti juga sadar betul. Kalaupun ada kritikan-kritikan, itu tetap sehat demi Golkar," tuturnya.

Keabsahan Forum DPD II Dipertanyakan

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lalu Mara Satriawangsa menanggapi rongrongan sejumlah pihak dari DPD II untuk ikut dalam Rapimnas partai di bulan ini. Lalu menganggap kelompok yang mengatasnamakan DPD II itu tidak mewakili DPD II.

"Muntasir tidak bisa juga mewakili DPD II karena forum itu tidak ada. Nggak pernah ada itu forum. Muntasir lagi, Muntasir lagi," kata Lalu saat dihubungi, Kamis (14/11/2013).

Muntasir Hamid merupakan Ketua Forum Silaturahmi DPD II Golkar. Lalu menilai aksi Muntasir yang bersikeras memasukkan DPD II ke Rapimnas sebagai tindakan 'genit'.

"Itu Muntasir 'kegenitan'. Karena dia sudah lama nggak dikutip koran," nilai Lalu.

Lalu menegaskan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar Pasal 27 tidak menyebut DPD II sebagai peserta Rapimnas. Maka semua pihak diharapkan sadar akan aturan ini.

"Di Pasal 27 dijelaskan soal siapa saja peserta Rapimnas. Tidak ada DPD II, tapi DPD I, Pengurus DPP, dan Ormas-ormas yang ikut mendirikan partai. Jadi, nggak mungkin dong (DPD II ikut), karena menabrak aturan," tegasnya.
Halaman 2 dari 6
(trq/fjr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads