Jokowi Disebut Main Klenik, Ini Kata PDIP

Jokowi Disebut Main Klenik, Ini Kata PDIP

- detikNews
Jumat, 15 Nov 2013 05:28 WIB
Jakarta - Akademisi dan Sejarawan JJ Rizal menilai banyak politikus melakukan hal-hal berbau klenik untuk memperlancar karir politik. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) juga disebut-sebut melakukan aktivitas klenik, benarkah?

Rizal menyebut salah satu aktivitas Jokowi nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum naik menjadi Gubernur adalah salah satu bagian dari aktivitas klenik yang dilakukan. Namun PDIP yang menyokong pencalonan Jokowi saat itu membantah.

Wasekjen PDIP Hasto Kristianto menegaskan aktivitas nyekar ke makam Pangeran Jayakarta sebelum Jokowi naik jadi Gubernur tak bisa diartikan sebagai klenik. Dia menilai nyekar ke sebuah makam itu merupakan hal yang biasa di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nyekar itu bukan bagian dari klenik, nyekar itu bagian dari budaya," kata Hasto saat berbincang dengan detikcom, Kamis (14/11/2013).

Pada dasarnya nyekar ke makam merupakan satu dari sekian tradisi yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Jawa. "Kalau nyekar makam itu disebut klenik, berarti misalnya presiden nyekar ke makam pahlawan juga disebut klenik," ujarnya.

Hasto mengingatkan, dalam memberikan penilaian terhadap klenik harus diperjelas seperti apa konteksnya. Dia tak setuju jika kegiatan nyekar disebut sebagai salah satu aktivitas berbau klenik.

"Tolong diperjelas dulu definisi klenik yang dimaksud itu seperti apa," jelas Hasto.

Jokowi yang saat kampanye mengusung program Jakarta Baru disebut tak lepas dari aktivitas klenik. JJ Rizal menyebut ada serangkaian kegiatan berbau klenik yang dilakukan Jokowi saat masih kampanye.

Rizal menceritakan bagaimana Jokowi masih melakukan tradisi Gubernur DKI Jakarta yang secara rutin menyekar ke makam Pangeran Jayakarta. โ€œSebelum naik jadi Gubernur DKI kan dia ke makam Pangeran Jayakarta juga, padahal itu bukan makam Pangeran Jayakarta,โ€ kata dia.

Tindakan Jokowi, dalam pandangan Rizal sukar dikatakan berkaitan dengan suatu sejarah. Sebaliknya, justru lebih condong sebagai bagian dari politikus kontemporer Indonesia, yang lekat dengan hubungan supranatural.


(tfn/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads