Adanya aksi protes dari masyarakat atas hubungan kedua negara ini karena ada hal-hal yang dianggap tidak sesuai dengan aturan yang berlaku di negara asal masing-masing.
"Kesalingpahaman antar masyarakat dari kedua negara seharusnya makin diperluas dengan memperbanyak pengiriman pelajar. Salah satunya, pengiriman pelajar Australia ke Indonesia," ungkap Minister Counsellor Political and Economic Branch Kedubes Australia di Indonesia, Stephen Scott, di Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Kamis (14/11/2013).
Menurut Scott, pemerintah Australia di bawah Perdana Menteri (PM) Tony Abott akan meningkatkan hubungan kerja sama antar masyarakat Indonesia dan Australia melalui program pengiriman pelajar Australia untuk belajar ke Indonesia.
"Jumlah pelajar Australia yang dikirim ke Indonesia akan kami perbanyak," ungkapnya.
Diperkirakan jumlah mahasiswa Australia yang belajar di Indonesia saat ini sekitar 900-an orang. Sedangkan jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Australia mencapai 17 ribu orang. Selain Ke Indonesia, lanjut dia, pemerintah Australia juga akan mengirim pelajar ke sejumlah negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.
Menurut dia, di mata pemerintah Australia, Indonesia adalah negara yang memiliki pengaruh yang cukup besar di kawasan Asia Tenggara dan Asia pasifik. Keberhasilan Indonesia dalam menjaga pertumbuhan ekonomi dan pelaksanaan praktik demokrasi yang semakin baik menjadi salah satu alasan Australia menjalin hubungan kerja sama yang semakin baik dengan Indonesia.
"Perkembangan ini sangat fantastik bagi Australia. Kesempatan bagi kedua negara dalam memperkuat kerja sama," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita bisa milih teman sesuka kita. Tapi tidak bisa memilih tetangga. Suka tidak suka, mau tidak mau, Australia sebagai negara tetangga, Indonesia harus berbaik-baikkan. Dari level pemerintah, pengusaha, dan masyarakat harus bersinergi," katanya.
Menurutnya di bidang ekonomi volume perdagangan ekspor dan impor kedua negara juga semakin makin meningkat. Tahun 2012 lalu, volume perdagangan antar kedua negara mencapai 10,3 miliar dollar.
"Target hingga tahun 2015 nilainya bisa mencapai 15 miliar dolar," katanya.
(bgs/tfn)